Dan lihatlah, kamu mulai mengabaikan pesanku tentang anak-anak kucing itu. Kamu mulai mengabaikan mereka dan mengejek mereka di depan Pierre. Aku merasa sedih dan marah, Sayang.
Kemarahanku memuncak. Hari ini aku tidak melihat Tom, Tam atau Pierre di sudut rumah manapun. Tidak juga bersama salah satu pelayan.
Mengapa warisan benda mati kamu terima dengan senang hati, tapi makhluk-makhluk tak berdosa itu kamu abaikan. Aku masih di sini, Sayang. Lihat saja, aku akan kembali dan merebut semuanya!
***
Pagi ini udara cukup dingin menyengat. Tapi aku tidak membutuhkan lagi mantel atau syal. Aku telah berada di depan pintu kamar dan memandang nanar ranjang yang dulu kita jadikan tempat memadu kasih.
“Hei, keparat!!” seruku.
Tapi bukan suara seperti itu yang keluar dari mulutku. Sial! Aku lupa aku sedang meminjam raga yang lain.
“Tom?” Kamu bangun dari dekapan Pierre lalu memandangku dan terkejut setengah mati. “Sayang, bukankah minggu lalu kita sudah menyerahkan semua kucing itu ke Bibi Sandra?”
Pierre hanya menggumam tak jelas. Aku pun melompat dan menerjang deras ke atas tumpukan tubuh mereka.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H