Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tahu Diri versus Toleransi

1 Desember 2016   18:09 Diperbarui: 1 Desember 2016   18:24 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu diri

perutnya ceking tak disuguhi gizi

matanya cekung ditohok matahari

jiwanya kerdil gemetar bersembunyi

.

Setiap pagi dia terus menghitung helai daun jati yang berguguran

menghitung berapa lama lagi kemarau menyekap bulan

berapa lama lagi napasnya sanggup bertahan

.

Dia tahu

dia hanyalah lilin yang sebentar lagi dipadamkan kehidupan

dia tak akan lama bertahan.

.

Saat hujan pertama merembesi tanah dan bebatuan

tunas muda hijau pun bersemi

taman menyingkapkan kembang warna-warni

langit membiru, sungai mengalir dan purnama menebar senyuman.

.

Tahu diri

menghilang

.

Tidak

dia beralih rupa menjadi lebih manusia.

Matanya bercahaya, tubuhnya elok memesona.

Dia menapak dan menari di atas rerumputan yang merona

Dia telah melebur dalam keindahan alam yang menawarkan bahagia.

.

Dia bukan lagi tahu diri

kamu harus memanggilnya kini

Toleransi.

---

Kota Daeng 112 #SaveNKRI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun