Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Kebiasaan yang Bisa Mengurangi Kebocoran Keuangan Anda

2 Oktober 2016   09:08 Diperbarui: 6 September 2017   14:09 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatikan aliran air pada selang yang digunakan untuk menyiram bunga atau mencuci mobil Anda. Bila selang yang digunakan cukup baik, aliran air sampai dengan utuh ke ujung selang. Namun tidak demikian jika selang tersebut mengalami kebocoran. Air akan tercecer di sekitar selang sehingga membuat volume air yang sampai ke ujung selang tidak utuh seperti yang kita harapkan lagi.

Kita pasti sudah sering mendengar nasihat keuangan mengenai dua kiat meningkatkan arus kas (cash flow), yaitu meningkatkan pendapatan dan menekan biaya. Kali ini kita akan membidik kiat kedua, yaitu yaitu menekan biaya.

Kita pasti sudah berusaha sedemikian rupa untuk mengefisienkan belanja kita. Namun tanpa pengelolaan keuangan yang baik selalu saja terjadi “kebocoran”. Analoginya sama dengan ilustrasi selang air pada paragraf pembuka artikel ini. Air adalah arus kas Anda, ujung selang air adalah tujuan keuangan kita dan selang air adalah pengelolaan keuangannya. Sering kali ada pengeluaran-pengeluaran kecil (maupun besar) yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Namun karena ada stimulus dari luar seperti diskon besar, bujuk rayu sales dan kita tidak menyertakan analisis wants vs needs yang baik, secara spontan kita pun sukses membelanjakan uang.

Begitu barangnya sampai di rumah dan pikiran logis kita telah kembali kita baru mulai berpikir kita sebenarnya tidak terlalu membutuhkan barang tersebut. Tapi ada daya, uang sudah mengalir ke tangan penjual.

Sama seperti proses manajemen lainnya, dalam pengelolaan keuangan pun ada tahapan yang tidak boleh kita lewatkan, yaitu perencanaan dan evaluasi.

Membuat Perencanaan Keuangan. Ini prinsip dasar dari semua aktivias pengelolaan keuangan. Kita mestinya memiliki planning alokasi pengeluaran setiap bulan sebelum benar-benar merealisasikan belanja dan pengeluaran. Berapa banyak pengeluaran yang akan dihabiskan untuk belanja rutin, transportasi, biaya pendidikan anak, membayar tagihan-tagihan dan pos pengeluaran lainnnya. Setelah itu alokasi besar ini di-breakdown lagi ke dalam perencanaan dan strategi yang sifatnya lebih taktis. Misalnya membuat daftar belanja, menyisihkan pendapatan untuk tagihan-tagihan dan lain-lain.

Mencatat Pengeluaran. Catatlah semua pengeluaran harian, besar maupun kecil ke dalam buku catatan khusus atau pada gadget Anda. Pada waktu-waktu tertentu (mingguan atau bulanan) evaluasi kembali semua pengeluaran kita. Dengan pencatatan ini kita bisa menilai seberapa hemat atau borosnya kita mengelola keuangan. Kita juga bisa melihat trend pengeluaran Anda dari waktu ke waktu, biaya-biaya apa saja yang banyak menguras pengeluaran kita dan seberapa kuat Anda mematuhi perencanaan keuangan yang telah dibuat. Evaluasi ini berguna untuk membuat strategi mengefisienkan belanja pada waktu-waktu mendatang.

Pengelolaan keuangan tersebut harus didukung dengan perilaku kita terhadap uang yang kita miliki. Tanpa niat untuk action,pengelolaan keuangan tinggalah sebuah konsep yang tidak akan membawa banyak manfaat terhadap arus kas kita.

Mari membangun dan mengintensifkan kebiasaan-kebiasaan untuk mencegah “kebocoran” terus menggerus dompet kita. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain:

  1. Membuat daftar belanja. Sebelum masuk ke toko untuk berbelanja kita mestinya sudah memiliki daftar belanja dan alokasi budget untuk setiap item belanja. Setelah itu bila perlu gunakan jurus “kacamata kuda”. Dengan demikian, resiko untuk berbelanja di luar perencanaan juga semakin kecil. Jika ada item yang sedang menawarkan diskon dan item tersebut diluar daftar belanja kita, namun memang merupakan kebutuhan, tidak masalah menyesuaikan kembali kembali daftar belanja kita.
  2. Comparison Shopping.Jika akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk kebutuhan tertentu, kita mesti memiliki perbandingan harga serta kualitas dari beberapa toko atau vendor. Paling tidak ada perbandingan dua vendor, lebih banyak lebih bagus. Jangan lupa juga mencari fasilitas layanan yang lain seperti misalnya layanan purnajual. Tidak masalah membayar sedikit mahal untuk vendor yang memberi kualitas dan layanan purna jual yang baik.
  3. Membawa makanan dan minuman dari rumah. Tidak perlu segan membawa makanan dari rumah ke tempat kerja. Ini kiat sederhana namun dapat menekan biaya konsumsi bulanan Anda. Selain lebih hemat, kita juga dapat memastikan makanan tersebut lebih sehat karena diolah dengan baik di rumah sendiri. Membawa makanan juga bisa menghemat waktu istirahat kita, dibandingkan harus keluar kantor untuk mencari tempat makan lain.
  4. Membuat rute perjalanan. Perencanaan yang baik pun dapat menghemat biaya BBM dan biaya parkir. Sebelum keluar rumah pikirkanlah rute mana yang akan Anda lewati sampai ke tujuan. Strategi ini lebih efektif lagi jika Anda memiliki beberapa tujuan. Dalam mengatur rute, perkirakan juga ruas jalan beresiko macet. Tidak apa mengambil rute sedikit panjang atau memutar namun lancar dibanding terjebak lama dalam kemacetan. Jika memungkinkan, carilah tempat berbelanja yang dapat menyediakan semua kebutuhan sehingga tidak perlu membayar biaya parkir berkali-kali.
  5. Mengurangi kebiasaan kurang baik. Bagi sebagian orang kebiasaan seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol atau bahkan berjudi sudah jadi bagian dari kebutuhan hidupnya. Tidak masalah sebenarnya jika pengeluaran-pengeluaran untuk kebiasaan ini juga sudah dialokasikan khusus pada saat membuat perencanaan keuangan dan ada komitmen untuk tidak menghabiskan lebih dari yang sudah dianggarkan. Namun alangkah baiknya bertindak bijak terhadap arus kas kita dengan mengurangi kebiasaan-kebiasaan ini. Bisa mulai dengan membatasi budget yang akan dihabiskan untuk kebiasaan kurang baik secara kontinyu.
  6. Berolahraga. Mungkin Anda akan bertanya apa hubungannya penghematan dan olahraga. Menggerakkan tubuh lewat olahraga secara rutin pun adalah salah satu investasi terhadap kesehatan jangka panjang kita. Seringkali kita menghabiskan biaya untuk membeli obat sakit kepala, obat darah tinggi atau obat maag atau mengganti pakaian yang sudah kekecilan. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini sebenarnya bisa ditekan jika kita hidup lebih sehat dengan berolahraga rutin.

Membangun kebiasaan-kebiasaan ini memang tidak mudah. Namun seiring dengan komitmen dan niat untuk terus mencoba, maka lama kelamaan kebiasaan ini akan terbentuk dengan sendirinya. Kita akan semakin termotivasi saat melihat jumlah uang yang bisa Anda selamatkan dari “kebocoran” tadi.

Jangan lupa mengalokasikan uang yang bisa dihemat ini ke dalam tabungan atau instrumen investasi yang lain untuk meningkatkan nilai aset Anda. Dengan demikian kebiasaan-kebiasaan yang kita bangun ini memiliki nilai terhadap masa depan keuangan kita.

Selamat berakhir pekan. Salam Kompasiana (PG)

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun