Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayap-sayap Mungil

30 September 2016   19:13 Diperbarui: 30 September 2016   19:33 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merah pekat jadi putih bersih

tangis pilu jadi tawa bahagia

awal kematian jadi ujung kelahiran

.

Aku berada di depan sebuah jembatan gading

menjejak rerumputan yang hijau sejauh mata memandang

udara bersih berlimpah kehidupan.

Dunia antah berantah begitu damai siang ini

padahal mereka jadi saksi jejak-jejak kematian yang kutinggalkan di belakang

.

Bayi-bayi mungil dengan sayap merpati

menari gembira di bawah awan-awan putih .

Mereka sedang menistakan kematian

dengan memuja dan merayakan kelahiran

.

Ah

Aku ingin lebih lama berada di sini

di antara surga yang dihadirkan sayap-sayap mungil ini.

Tetapi nisan yang memayungi raga belahan jiwaku

lebih ingin sendiri.

.

Merah pekat jadi putih bersih

tangis pilu jadi tawa bahagia

awal kematian telah jadi ujung kelahiran.

---

Kota daeng, penghujung September 2016

terinspirasi dari cerpen [Fiksi Horor dan Misteri] Malaikat-malaikat Mungil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun