Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Malaikat-malaikat Mungil

29 September 2016   21:22 Diperbarui: 30 September 2016   11:44 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari dokumen fiksiana community

Nad terhenyak.

Setelah berpikir beberapa lama dia pun menerima penawaran Vina. Selama beberapa minggu Nad bertindak seperti dokter magang di bawah pengawasan suami Vina.  

Tapi keanehan pada tawaran Vina akhirnya terbukti. Lama kelamaan Nad tahu kalau klinik itu sebenarnya ilegal. Tapi Nad “tidak bisa” pergi  kemana-mana lagi. Apalagi dia juga mulai menikmati pendapatan dari klinik aborsi tersebut.

Sebelum Vina pergi, dia juga mengajarkan beberapa jurus penting seperti bagaimana cara mengelabui petugas, bagaimana cara memilah pasien, bagaimana menangani komplain dan hal-hal lainnya.

Sepeninggal Vina dan suaminya, Nad mengajak Tora ikut membantunya mengelola klinik. Walaupun pada awalnya Tora sangat keberatan, namun karena rasa setiakawannya yang tinggi dia menyanggupinya juga.

---

Waktu menunjukkan pukul 02. 50 dini hari.

Setelah menerima panggilan Tora, justru Nad yang tidak bisa tidur. Sejak tadi dia hanya bolak-balik di atas tempat tidurnya. Ucapan-ucapan Tora barusan rupanya cukup berhasil terngiang-ngiang di telinganya. Tapi dia menegarkan hatinya. Tora mungkin hanya kelelahan saja, sehingga berpikiran aneh seperti itu.  

Dalam keremangan cahaya lampu tidur, dia melirik pintu kamar. Di rumah kontrakan itu, dia tinggal bersama Diana, salah satu adik kelasnya saat masih tinggal di panti asuhan dulu. Sempat terbersit di pikirannya membangunkan Diana di kamar sebelah untuk menumpang tidur di kamarnya. Tapi dia juga merasa tidak enak mengganggu di ujung subuh seperti ini. Diana pun pasti sedang menikmati puncak tidurnya.

 Nad pun beranjak ke dapur untuk membuat segelas susu hangat. Minuman itu biasa cukup ampuh memancing rasa kantuknya.

Begitu masuk kembali ke kamarnya, dia merasa bulu kuduknya berdiri. Tapi dia menghibur diri dengan menganggap udara memang menjadi lebih dingin di subuh hari seperti ini. Dia pun menyalakan lampu agar kamar lebih terang benderang. Begitu menutup kembali pintu kamarnya, dia mendengar suara seperti seekor kucing mengeong dari dalam kamarnya. Refleks dia berbalik dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar untuk mencari asal suara itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun