Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Malaikat-malaikat Mungil

29 September 2016   21:22 Diperbarui: 30 September 2016   11:44 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamu tidak mengerti, Nad. Aku merasa Tuhan sedang menegur kita. Aku akan berhenti secepatnya…”

Merasa tidak mungkin lagi mendebat Tora, Nad memelankan suaranya,

“Kita lanjutkan lagi besok ya Tora. Kita berdua butuh istirahat…”

Tora terhenyak dan membenarkan Nad. Dia pun mengiyakan permintaan Nad lalu percakapan mereka terputus.

---

Tora dan Nad adalah sepasang dokter muda. Mereka bersahabat semenjak kuliah di fakultas kedokteran. Walaupun tidak pernah ada kata-kata cinta sedikit pun di antara mereka, kedekatan mereka sudah seperti sepasang kekasih. Salah satu hal yang mungkin mengikat mereka adalah keduanya anak yatim piatu dan sama-sama telah merasakan keras getirnya kehidupan sejak kecil. Keduanya juga cukup cerdas sehingga sejak pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi, mereka selalu beruntung memiliki orang tua asuh dan beasiswa yang memenuhi biaya pendidikan mereka.

Namun, sebuah “masalah kecil” menyandera Nad dan ikut menyeret Tora ke dalam kubangan permasalahan tersebut. Adik kandung Nad seorang pecandu obat-obatan terlarang. Nad pun memasukkan adiknya ke dalam rumah rehabilitasi sehingga membutuhkan biaya besar. Sedangkan dia sendiri juga saat ini sedang membutuhkan uang untuk menyelesaikan jenjang koasnya.

Suatu hari di tengah kegalauan, Nad kedatangan tamu. Tamu itu seorang kawan yang mengetahui kalau Nad sedang memiliki masalah keuangan. Dengan hati-hati dia menyampaikan maksudnya untuk menjual klinik aborsinya karena ingin pindah keluar negeri.

“Kamu gila ya, Vin!” bentak Nad di awal pembicaraan mereka.

Vina sahabatnya pun mencoba memberi pengertian.

Sorry, Nad, dengar dulu penjelasan aku. Klinik milikku berlisensi, kok. Begitu juga suamiku, dokter kandungan yang mengelola klinik 5 tahun ini. Sebelum pindah, aku dan suamiku bersedia mendampingi kamu selama beberapa minggu untuk mendalami praktek dan pengelolaan klinik. Nad, aku bisa saja menjualnya pada orang lain. Tapi aku tahu kamu sedang banyak masalah. Penghasilan klinik lumayan. Aku juga tidak menuntut kamu membayarnya secara tunai. Jangka waktu angsurannya aku kembalikan ke kamu nanti. Bisa diatur itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun