Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keterbatasan

26 September 2016   17:26 Diperbarui: 26 September 2016   17:34 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
touch of God by Leonardo Da Vinci. Gambar dari www.studiodeperu.it

Seringkali

dalam keterbatasan kita baru bisa menemukan ketakterbatasan

dalam kegelapan kita baru menyadari arti sinaran

dalam kehampaan kita baru menghargai keberadaan

.

Seringkali

saat jatuh dalam kelemahan kita jadi memiliki sumber kekuatan

saat terperosok dalam musibah kita baru menemukan arti anugerah

saat hilang kata dan pengharapan sebuah jalan kecil membukakan mata kita

.

Hanya saja kita terlalu sering membohongi jiwa kita

menggariskan kepadanya batas-batas

menghadirkan gelap dan menjadikannya hampa

.

Kita merasa lemah karena tidak menghargai kekuatan

merasa terkungkung lara karena tidak menghargai anugerah

merasa terlaknat karena menolak kesucian

merasa terbuang karena mengabaikan kasih sayang.

.

Seperti malam yang merindukan purnama

jiwa kita pun memiliki jalan rindu yang sama kepada Sang Asali

kepada Tuan atas segala sumber asa.

.

Fitrah dan ketulusan

adalah sebagian dari diri kita.

Kita hanya perlu mendengar bisikan dalam kesunyian kontemplasi

atau membaca aksara yang dihadirkan hati nurani.

.

Kita selalu ditakdirkan untuk jadi pemenang kehidupan ini

sampai kita menggariskan keterbatasan kita sendiri.

---



kota daeng, 26 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun