Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Anda Sedang Berselingkuh?

2 September 2016   17:03 Diperbarui: 2 September 2016   17:42 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: www.guystuffcounseling.com

Kontributor huffingtonpost.com, Clayton Olson pada salah satu artikelnya menyebutkan ada beberapa indikasi awal terjadinya perselingkuhan yang biasa tidak disadari oleh mereka yang melakukannya. Antara lain:

  • Menyembunyikan jejak komunikasi dengan kawan baik pesan, telepon maupun percakapan dari suami atau istri kita.
  • Menceritakan permasalahan rumah tangga kepada orang ketiga.
  • Menunjukkan sikap tak suka terhadap pasangan di depan orang lain.
  • Menyembunyikan pendapatan dan tidak jujur dalam menggunakan uang.
  • Mencoba “membohongi” diri sendiri

Point nomor lima maksudnya orang yang memiliki indikasi tidak jujur pada pasangannya cenderung “membohongi” diri dengan menganggap tindakan tersebut wajar-wajar saja. Mereka mencoba memanipulasi suara hati dengan menganggap kecurangan kecil yang dilakukannya tidak akan membawa masalah bagi rumah tangganya. Hati nurani mungkin sudah berbisik kalau mereka harus berhenti “bermain” dan “kembali” ke jalur yang semestinya. Tetapi egoisme membuat mereka ngotot melanjutkan kesalahannya.

Nah, jika sudah ada tanda-tanda seperti itu pada pasangan kita atau bahkan pada diri sendiri artinya sudah waktunya melihat kembali sejauh mana upaya kita menjaga kelanggengan rumah tangga yang telah susah payah dibangun bersama-sama.

Yang Harus Dilakukan

Jika anda adalah pihak yang dicurangi, lihat kembali komunikasi dengan pasangan selama ini. Komunikasi tetap merupakan strategi paling utama mengembalikan keharmonisan keluarga. Mungkin saja pasangan merasa lebih nyaman dengan orang di luar sana, karena anda tidak bisa menjadi pendengar atau teman berkomunikasi yang baik. Memang pasangan memiliki kehendak bebas untuk menentukan pilihan hidupnya. Tapi tetap saja, menurut saya, saat terjadi perselingkuhan paling tidak ada tiga orang yang memiliki andil kesalahan. Pertama pasangan, kedua selingkuhan dan ketiga, anda sendiri.

Kurangilah egoisme dan mengalah-lah untuk memberikan ruang bagi pasangan dalam mengekspresikan diri. Siapa tahu cara ini bisa mengungkap kebutuhannya yang anda abaikan selama ini.

Kemudian berusalah mengenal lingkungan pasangan. Siapa kawan-kawan di tempat kerjanya? Siapa saja teman-teman di komunitasnya? Ini membantu pasangan anda menjaga sikap saat berada di luar rumah. Begitu pula teman-teman pasangan lebih bisa menghargai anda jika mereka mengenal anda sebelumnya. Jangan sampai pasangan lebih dekat dengan kawannya daripada dengan anda sendiri, pasangan hidupnya. Ini justru yang membuat seseorang gampang berpaling ke lain hati.

Sebaliknya, jika anda adalah "pelaku". Ingatlah kembali komitmen perkawinan yang pernah diikrarkan bersama. Jangan bermain api jika tidak ingin terbakar. Jangan sekali-sekali mencurangi pasangan dengan cara apapun, sebelum kecurangan itu berlanjut pada dosa yang lebih besar. Sekali lagi efektifkan komunikasi dengan pasangan jika ada hal-hal yang menurut anda kurang berkenan dari pasangan anda.

Selalu ada jalan jika kedua belah pihak memiliki itikad baik menyelamatkan mahligai rumah tangganya. Ingat, perselingkuhan dapat berbuntut panjang dan menakutkan bahkan mungkin lebih dari yang sanggup kita bayangkan.

Well, ini artikel tentang selingkuh dari penulis yang tidak pernah selingkuh atau diselingkuhi. Jadi mau diabaikan karena “bobot” pengalamannya kurang, silahkan saja. Kalau ada pembaca yang pernah mengalami dan mau berbagi, monggo di kolom komentar. Kita saling melengkapi. (PG)

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun