Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Lakukan Ini Saat Sedang Emosi

22 Agustus 2016   16:43 Diperbarui: 23 Agustus 2016   18:44 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: share.nanjing-school.com

Bertengkar dengan pasangan hidup, orang tua yang memarahi anak-anaknya atau anak yang ngambek terhadap orang tuanya adalah hal-hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan. Namun bagaimanapun juga berhati-hatilah mengambil keputusan saat suasana genting itu sedang terjadi. Memutuskan untuk menceraikan pasangan hidup, mengirim anak mengambil pendidikan jauh di luar kota, meninggalkan orang tua karena tidak menyetujui pilihan karir kita, atau memutuskan tali persahabatan yang sudah terjalin lama adalah contoh keputusan-keputusan besar dalam hidup karena menyangkut orang-orang terdekat dalam hidup kita.

Kalaupun harus terjadi demikian, pastikan kita telah memikirkannya dengan tenang dan menggunakan seluruh akal sehat kita, bukan hanya karena emosi sesaat. Jangan mengirim anak jauh-jauh hanya karena kita tidak tahan dengan kenakalan anak dan menganggap itu sebagai satu-satunya cara untuk membuatnya jera. Jangan berpisah dari pasangan jika komunikasi belum dibangun secara mendalam dan kedua belah pihak belum memikirkan dengan matang segala konsekuensi yang terjadi karena perpisahan tersebut.

Yang Harus Dilakukan
Memang tidak semua orang mampu mengendalikan diri dengan baik pada saat emosi terjadi. Ada orang yang saat sedang marah harus menyalurkan energi meluap-luap tersebut pada sasaran amarahnya. Kalau tidak, yang bersangkutan bisa sakit kepala. Itu wajar rasanya.

Yang penting adalah tidak membuat statement atau keputusan-keputusan besar pada saat emosi menguasai.

Seiring waktu, setiap orang pasti kian memahami bagaimana kiat menyalurkan emosinya dengan baik agar tidak berlebihan dalam memberikan respon pada suatu keadaan. Saya sendiri sedikit terbantu dengan kepribadian phlegmatis yang cenderung kurang suka melakukan konfrontasi secara langsung dengan sumber masalah. Jadi jika sedang marah atau sedih saya lebih suka mencari kesibukan lain sambil menjernihkan pikiran agar mampu melihat masalah yang terjadi dengan lebih terang sebelum mengambil keputusan.

Beberapa orang lain mungkin butuh suasana baru, refreshing atau menyalurkan emosi kepada hobi dan aktivitas lainnya. Beberapa orang mungkin juga harus menarik diri dari rutinitas atau lingkungan yang memicu emosi beberapa saat sampai bisa berpikir dengan jernih.

Kalaupun kita merasa cukup sulit berpikir jernih pada saat emosi melanda, jangan pikirkan yang lain-lain dahulu. Ingatlah saja orang-orang tercinta di sekitar kita. Mereka adalah orang-orang pertama yang merasakan konsekuensi dari segala keputusan kita ambil. Mungkin itu bisa sedikit membantu. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun