Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ahmad Dhani Hati-hati, Benci dan Cinta Beda Tipis

20 Agustus 2016   17:33 Diperbarui: 20 Agustus 2016   17:37 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: tribunnews.com/Fitri Wulandari

Saat diberi pertanyaan apa lawan kata cinta? sebagian besar orang biasa akan menjawab benci. Mungkin anda juga demikian. Padahal sebenarnya cinta dan benci itu hampir sama saja adanya.

Saya awalnya juga berpikir kalau cinta dan benci itu jauh berseberangan, sampai suatu saat saya membaca artikel psikologi. Hanya sayang sudah lupa judul pasti dan penulisnya.

Pada artikel itu dijelaskan seperti kalau cinta dan benci tidak bisa dikatakan berseberangan atau bertolak belakang, karena punya banyak kemiripan.

Bagaimana ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta? Jika pernah mengalaminya, coba ingat-ingat lagi.

Orang yang sedang jatuh cinta biasa suka menghabiskan waktu memikirkan orang yang dicintainya. Merasa ingin dekat dengannya, ingin tahu apa yang sedang dilakukannya, mencari tahu apa yang disukai dan tidak disukainya, kalau jauh begitu rindu, eh, saat ketemu suka salah tingkah.  

Lantas apa yang terjadi jika anda benci dengan seseorang? Anda memikirkannya juga, bukan? Ingin tahu apa saja yang dilakukannya di belakang anda, memikirkan bagaimana cara menyaingi atau mengalahkannya, apa saja kelemahan-kelemahannya, bahkan kadang suka salah tingkah jika kebetulan bertemu dengannya.

Lihat, sebenarnya kedua perasaan itu beti alias beda-beda tipis.

Jadi lawan dari cinta bukan benci, melainkan abai atau ignore. Abai berarti tidak peduli dengan apa yang terjadi pada seseorang. Kita tidak tertarik sedikit pun memikirkan apa yang dilakukannya,  apa yang disukainya, apa kelemahannya, bagaimana perasaannya dan seterusnya. Pendek kata, abai adalah memilih tidak memiliki ikatan emosional apapun dengan seseorang. Inilah lawan dari cinta.

Oleh karena batas antara cinta dan benci itu tipis, tidak menutup kemungkinan perasaan itu bisa beralih. Jadi hati-hati jika kita terlalu cinta pada seseorang karena bisa jadi suatu saat kita bisa jadi begitu membencinya. Atau sebaliknya, rasa benci bisa berubah jadi rasa cinta.

Ahmad Dhani versus Ahok

Akhir-akhir ini para pemerhati kancah pilgub DKI pasti tidak asing lagi dengan berita mengenai sepak terjang AD (Ahmad Dhani). Bos Republik Cinta manajemen ini sepertinya “benci” setengah mati dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. AD mati-matian mengerahkan pemikiran dan tenaga untuk melawan pergerakan Ahok pada kancah pilgub DKI 2017 nanti.  

Mulai dari menghembuskan polemik ke media, mengumpulkan kawan-kawan seperjuangan, mencari tahu apa-apa saja kelemahan Ahok sampai mengorganisir massa yang kontra dengan kepemimpinan Ahok. Pendeka kata, AD cukup getol mempelajari jurus-jurus yang bisa digunakan untuk menjatuhkan Ahok.

Sepertinya seluruh energi dan pemikiran AD dikerahkan kepada Ahok terus menerus untuk mencari senjata-senjata baru guna menjegal jalan Ahok menuju kursi DKI 01 pada Pilgub nanti. Saya benar-benar salut kepada AD karena ini bukan pekerjaan mudah. Butuh keseriusan, tekad, komitmen dan konsentrasi yang prima.

Yang harus menjadi catatan adalah apa sebenarnya yang menjadi motivasi dasar di balik itu semua?

Kalau untuk kemaslahatan masyarakat, artinya perjuangan AD itu luhur dan pasti akan diberikan jalan oleh Yang Maha Kuasa. Tapi kalau segala perjuangan itu hanya sekedar  menyalurkan rasa “benci” dan dilandasi prinsip yang penting bukan Ahok, rasanya terlalu mahal biaya dan sumber daya yang harus dikorbankan.

Lagipula kembali kepada point tulisan di atas, benci itu beda-beda tipis dengan cinta.

Hanya tidak tahu ya, kalau jenis benci-nya seperti ini kira-kira bisa tidak suatu saat berubah jadi cinta? Bisa tidak, bisa iya. Kalau tidaksih tidak masalah, artinya konsistensi AD harus diacungi jempol. Nah, yang bahaya kalau iya.

Sekedar intermeso, pembaca sekalian. Salam malam Minggu. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun