Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pengelana Malam

18 Agustus 2016   19:43 Diperbarui: 19 Agustus 2016   01:14 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tidak, kurasa. Aku bukan penduduk di sekitar sini.”

Pandangannya menajam.

“Tapi rasanya anda begitu familiar. Ya, aku ingat… aku sering sekali memimpikan wajah anda, Tuan.”

Bintang-bintang di matanya tiba-tiba berpendar.

“Katakan, Tuan. Katakan bagaimana rasanya terlelap di siang hari dan berkelana di malam hari? Bagaimana rasanya menjadi bayang-bayang malam? Bagaimana rasanya tak perlu terbelenggu pada raga yang kaku ini?”

Kini giliran aku yang terkejut. Tapi sepertinya aku harus memuaskan dahaga jiwa wanita muda ini.

“Kata-kata sama kakunya dengan raga, Nona. Tidak akan pernah cukup untuk menjelaskan dua dunia yang jauh berbeda.”

Dia memalingkan pandangan ke arah lautan luas yang berwarna keperakan ditempa purnama. Kakinya pun dilangkahkan perlahan. Bibir lautan kembali membelai kaki-kaki itu.

“Tahukah anda, setiap kali berada di tempat ini, aku ingin lautan segera mengantarku pada keabadian malam. Sepertinya itu satu-satunya cara mengakhiri pahitnya kehidupan…”

Aku mulai paham. Dari siluet jiwanya kini terlihat jelas, belati cinta telah menyayat hatinya dalam-dalam, meninggalkan luka yang menganga dan menyakitkan. Selain waktu, mungkin memang kematianlah yang bisa menyembuhkan luka itu.

“Nona,” sahutku mencoba tegar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun