Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Koper Pengetahuan dan Cinta

29 Juli 2016   17:24 Diperbarui: 30 Juli 2016   08:09 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila waktu membagi diri menjadi besok dan kemarin

kamu akan selalu berada di tengah

di antara pilihan yang tidak terlalu sulit.

Menengok ke belakang untuk memindahkan jejak yang tertinggal

atau memandang ke depan untuk menyapa jejak yang belum terjadi.

.

Koper pengetahuan akan bertambah setiap kali bertemu persimpangan.

Kian lama kian berat memang

tapi kamu berada di antara pilihan yang tidak terlalu sulit

meninggalkannya atau membawanya serta.

.

Kadang kamu harus bertemu persimpangan tanpa tanda

selatan, utara, barat daya, timur laut, samping kiri, atas, tenggara atau barat.

Tak perlu takut memilih

karena setiap pilihan yang salah hanya akan membawamu kembali.

.

Kalau kamu meninggalkan sebagian koper-koper itu

kamu akan menemukannya kembali masih pada tempatnya.

Tidak ada pencuri dalam perjalanan ini.

Bahkan jantungmu pun masih akan berdetak di tempat yang sama jika kamu tanggalkan.

.

Bila kenangan membagi diri menjadi pahit dan manis

kamu akan selalu berada di tengah

di antara pilihan yang tidak terlalu sulit.

Mengecup kepahitan agar betah bersamamu atau mencium yang manis agar kerasan di sampingmu.

.

Koper berisi cinta akan bertambah setiap kali kamu mengecup dan mencium.

Kian lama kian berat memang

tapi kamu berada di antara pilihan yang tidak terlalu sulit

meninggalkannya atau membawanya serta.

.

Tinggalkanlah koper-koper itu

tidak ada pencuri dalam perjalanan ini.

.

Tak usah khawatir.

Setiap ons debu jalanmu telah ditakar

setiap jengkal yang kamu tapaki telah dihitung oleh Sang Pencatat.

Dia seperti matahari yang selalu mengawasi perjalananmu.

Tidak akan ada satu pun perjalanan yang terlewatkan.

.

Hanya ada satu kabar buruk.

Perjalanan ini tidak memiliki ujung.  

Sepanjang apa pun jejak-jejak yang tertinggal di belakang

dan sejauh apa pun jejak-jejak yang menantimu di depan

jiwamu tidak akan pernah merasa terpuaskan

sampai kamu menemukan kembali semua pengetahuan dan cinta yang tertinggal

dan melangkah lebih jauh dari ruang dalam kepalamu.

--------

sebuah permenungan, Makassar 29 Juli 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun