Cinta membaca surat itu sampai matanya berkaca-kaca, menyiratkan kepedihan yang mendalam. Dia lalu pergi dalam nelangsa dan membawa semuanya. Awan, melati, matahari dan rindu.
--
Pengantin pria kini terbaring di atas ranjang pengantin, kelelahan karena bercinta semalaman.
Seorang gadis menatap ufuk timur dari balik jendela. Saat matahari pagi mengintip, dia menyunggingkan senyum lalu tergesa-gesa membangunkan pengantin pria.
“Bangun, Sayang. Matahari sudah datang,” ucapnya mesra.
Pengantin laki-laki membuka mata… kemudian menatap gadis itu dengan wajah setengah putus asa.
“Jangan, Sayang. Dia berkawan dengan matahari. Dia bisa menemukan kita nanti.”
--
Sementara itu pengantin wanita kini menunggu di bawah matahari untuk membuktikan siang tidak akan melelehkan rasa cintanya. Kamar pengantin yang telah dipersiapkannya terlihat senyap dan hampa.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H