bahwa…
Oh tidak, jangan!
Oksigen seperti makin menipis dan aku belum menemukan handphoneku. Udara sekarang malah jadi seperti beracun. Paru-paruku…
Ya Tuhan! Pantas saja aku kesulitan. Rupanya aku bernapas dengan separuh paru-paru, separuhnya lagi tertinggal di belakang sana.
Aku jadi begitu ringan bahkan setelah gadis itu, gadis berjaket merah, menarik tanganku untuk menuntunku pulang…
pulang ke rumah yang belum pernah kutinggalkan.
-----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H