Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Kiat Membangun Dana Pendidikan, Investasi dan Perlindungan

18 Juni 2016   15:46 Diperbarui: 18 Juni 2016   15:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Format monitoring arus kas selama setahun. Gambar: dokpri

Ada begitu banyak transisi atau peralihan dalam kehidupan yang berimbas pada keadaan keuangan kita. Misalnya peralihan dari hidup lajang menjadi hidup berumah tangga, mempersiapkan kelahiran anak pertama, berpindah kerja dan domisili serta transisi-transisi lainnya. Ada pula transisi yang terkait dengan keputusan investasi kita, misalnya membeli atau menjual aset, membuka usaha baru dan lain-lain. Peralihan-peralihan ini ada yang berjalan sesuai perencanaan kita, namun juga ada menimpa kita secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi sebelumnya.

Oleh karena itu sejak awal dibutuhkan perencanaan-perencanaan keuangan. Agar pada saatnya nanti tiba, kita telah siap menghadapinya.

Keadaan lain yang membuat kita harus membuat perencanaan keuangan dengan baik adalah kenaikan biaya hidup seringkali tidak seiring sejalan dengan kenaikan pendapatan. Keadaan ini berlaku terutama untuk karyawan atau mereka yang berpendapatan tetap atau dalam teori Cashflow Quadrant, mereka yang berada pada kuadran pendapatan aktif.

Format monitoring arus kas selama setahun. Gambar: dokpri
Format monitoring arus kas selama setahun. Gambar: dokpri
Menabung         

Kiat paling sederhana dalam mempersiapkan masa depan adalah membangun tabungan dengan menyisihkan pendapatan secara rutin. Menabung hari ini berguna untuk menjaga daya beli kita pada masa yang akan datang.

Sekalipun nampaknya sederhana, tidak mudah membangun kebiasaan menyisihkan pendapatan ke dalam tabungan. Apalagi kita harus memenuhi aneka kebutuhan dalam hidup sehari-hari.

Salah satu cara untuk memastikan kita membangun tabungan dengan konsisten adalah mendisiplinkan diri dengan membuat anggaran belanja keluarga dan (yang paling penting) mematuhinya. Anggaran belanja berisi perencanaan uang masuk dan keluar atau arus kas paling tidak selama satu bulan ke depan.

Anggaran memang bersifat prediktif, namun pada saat membuat anggaran itulah kita mengatur pengelolaan arus kas selama sebulan. Dengan membuat outline rencana pengeluaran, kita dapat memangkas pengeluaran dan belanja yang kurang penting atau masih bisa ditunda. Gunanya agar ada kelebihan pendapatan yang bisa disisihkan ke dalam pos tabungan.

Setelah itu dibantu dengan pencatatan keuangan, kita pun merealisasikan belanja kita sesuai dengan penganggaran. Jika penganggaran dan realisasinya bisa dilakukan secara konsisten dan disiplin, kita tak mengalami kesulitan berarti lagi untuk membangun tabungan guna mempersiapkan masa depan kita.

Selanjutnya setelah berhasil membangun kebiasaan menyisihkan pendapatan, yang tidak kalah penting adalah memilih instrumen tabungan yang sesuai.

Tabungan Pendidikan

Setiap orang pasti memiliki strategi atau cara-cara mengelola keuangan yang berbeda-beda, karena tingkat pendapatan serta tujuan keuangan masing-masing orang juga berbeda satu sama lain. Izinkan saya sedikit sharing bagaimana kiat-kiat kami mengelola keuangan. Saya dan istri sama-sama bekerja sebagai karyawan swasta. Komponen biaya keluarga kami secara garis besar adalah menabung, membayar tagihan-tagihan dan kewajiban (utang), transportasi, biaya hidup sehari-hari dan kadang-kadang biaya untuk membantu keluarga.

Anak pertama kami berusia hampir dua tahun. Jadi saat ini perhatian utama perencanaan keuangan kami adalah persiapan biaya pendidikannya nanti. Anak adalah titipan dari Tuhan sekaligus harapan masa depan orang tua, sehingga bagaimanapun juga kami mesti mengusahakan yang terbaik untuk pendidikannya.

Inflasi biaya pendidikan biasanya melebihi besarnya inflasi umum. Kisaran inflasinya kurang lebih 10%-20% per tahun bahkan bisa lebih. Jadi jika mengatakan biaya pendidikan sekarang ini cukup mahal, bayangkan bagaimana nanti biaya pendidikan anak-anak kita 10-15 tahun ke depan? Hitung-hitungan sederhana, jika hari ini biaya untuk masuk kuliah misalnya Rp10.000.000, maka pada saat anak kami masuk kuliah kurang lebih 16 tahun ke depan, biayanya meningkat menjadi Rp45.948.000. Itu pun hanya dengan menghitung inflasi rata-rata 10% tahun saja.

Sementara itu di sisi lain, usia produktif manusia ada batasnya. Kemampun kami memperoleh pendapatan hari ini tentu tidak sama lagi dengan saat 16 tahun yang akan datang. Jadi kesempatan untuk menabung ini dimanfaatkan sebesar-besarnya selagi masih memiliki tenaga dan pikiran yang cukup untuk menghasilkan uang.

Untuk instrumen menabungnya, kami membuka tabungan di koperasi tempat saya bekerja. Memang koperasi membatasi besarnya tabungan yang dimasukkan per bulan karena si kecil masih termasuk kategori anggota luar biasa. Tapi karena dilakukan secara teratur, cukup terlihat progress peningkatan tabungannya.

Menggunakan prinsip don’t put your eggs in one basket, kami juga mencari alternatif tabungan yang lain. Kebetulan beberapa waktu lalu, kawan yang bekerja di salah satu bank swasta juga menawari saya produk tabungan junior untuk si kecil. Produk tabungannya bebas biaya administrasi, jadi lumayanlah untuk menambah saldo tabungan si kecil. Tabungan ini diisi jika ada kelebihan pendapatan yang tidak dianggarkan sebelumnya, misalnya insentif atau honor di luar gaji rutin setiap bulan.

Idealnya, imbas hasil dari instrumen tabungan atau investasi harus berada di atas inflasi, agar tabungan yang kita bangun jangan digerus nilainya oleh inflasi. Oleh karena itu istri saya juga membeli salah satu produk asuransi yang menawarkan imbas hasil yang menarik. Memang tercatat pemegang premi atas nama istri saya, tetapi rencana kami peruntukkan nilai tunai asuransinya nanti untuk membantu biaya pendidikan anak.  

Buku tabungan untuk biaya pendidikan si kecil. Gambar: dokpri
Buku tabungan untuk biaya pendidikan si kecil. Gambar: dokpri
Investasi

Sebagaimana sudah dipaparkan di atas, berinvestasi itu penting agar aset kita tidak lekas digerus inflasi. Ada macam-macam cara berinvestasi. Bisa dengan membeli aset tetap, membeli obligasi, membangun deposito, membeli saham, berinvestasi lewat produk investasi asuransi dan lain-lain.

Kami memilih cara yang disesuaikan dengan dompet, kebutuhan dan kemampuan kami memilih resiko.  Di kota besar seperti Makassar, tanah semakin sulit diperoleh dan harganya terus menanjak. Oleh karena itu selagi masih produktif, kami “memaksa diri” membeli dua lokasi tanah. Yang satu digunakan untuk membangun rumah nantinya, yang satu lagi menjadi instrumen investasi. Memang keduanya diperoleh dengan cara kredit, namun anggap saja keduanya adalah utang positif karena tren harga tanah selalu mengalami peningkatan.

Proteksi Keuangan

Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam perencanaan adalah proteksi atau perlindungan keuangan. Selama ada kemungkinan terjadi resiko keuangan, selama itu pulalah kita harus mempersiapkan perlindungannya. Resiko yang dimaksud misalnya pendapatan terhenti atau terganggu, entah karena sakit, kematian, kecelakaan atau terkena PHK.

Untuk mengelola resiko ini, kami pun memiliki kiat-kiat tersendiri. Kebetulan koperasi kami memiliki produk tabungan darurat yang memang disediakan untuk membantu anggota koperasi menyisihkan pendapatannya guna mengantisipasi terjadinya resiko keuangan. Idealnya dana darurat (emergency fund) ini dibangun sampai dengan saldo minimal tiga kali lipat dari pengeluaran rutin sebulan. Manfaatnya, jika pendapatan kita terganggu, masih ada kesempatan tiga bulan mendatang untuk me-recoverypendapatan. Misalnya jika terkena PHK, maka kita memiliki waktu tiga bulan untuk mencari sumber pendapatan baru. Jadi selama masa transisi itu, sumber dana kebutuhan sehari-hari diambil dari tabungan darurat. Memang saat ini saldo tabungan darurat kami belum  sampai pada saldo ideal tetapi terus dibangun secara rutin.

Kiat membangun proteksi keuangan lain yang saya ikuti adalah program perlindungan kesehatan dan ketenagakerjaan yang merupakan program jaminan sosial dari pemerintah. Sebagian premi dibayar oleh kantor dan sebagian lagi dari pemotongan gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kesimpulan

Kita bisa memilih, membiarkan hidup mengalir begitu saja, atau menancapkan mimpi tentang masa depan yang lebih baik dan membuat perencanaan serta strategi untuk mencapainya. Sebagaimana keadaan kita hari ini adalah hasil keputusan-keputusan kita pada masa lalu, setiap keputusan yang kita ambil hari ini pun akan mempengaruhi hidup kita di masa mendatang. Ini juga berlaku untuk segala keputusan-keputusan keuangan kita. Kata kuncinya adalah membuat perencanaan untuk mengantisipasi transisi-transisi dalam hidup, mengefisienkan arus kas, membangun investasi terbaik dan proteksi keuangan. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun