Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam perencanaan adalah proteksi atau perlindungan keuangan. Selama ada kemungkinan terjadi resiko keuangan, selama itu pulalah kita harus mempersiapkan perlindungannya. Resiko yang dimaksud misalnya pendapatan terhenti atau terganggu, entah karena sakit, kematian, kecelakaan atau terkena PHK.
Untuk mengelola resiko ini, kami pun memiliki kiat-kiat tersendiri. Kebetulan koperasi kami memiliki produk tabungan darurat yang memang disediakan untuk membantu anggota koperasi menyisihkan pendapatannya guna mengantisipasi terjadinya resiko keuangan. Idealnya dana darurat (emergency fund) ini dibangun sampai dengan saldo minimal tiga kali lipat dari pengeluaran rutin sebulan. Manfaatnya, jika pendapatan kita terganggu, masih ada kesempatan tiga bulan mendatang untuk me-recoverypendapatan. Misalnya jika terkena PHK, maka kita memiliki waktu tiga bulan untuk mencari sumber pendapatan baru. Jadi selama masa transisi itu, sumber dana kebutuhan sehari-hari diambil dari tabungan darurat. Memang saat ini saldo tabungan darurat kami belum  sampai pada saldo ideal tetapi terus dibangun secara rutin.
Kiat membangun proteksi keuangan lain yang saya ikuti adalah program perlindungan kesehatan dan ketenagakerjaan yang merupakan program jaminan sosial dari pemerintah. Sebagian premi dibayar oleh kantor dan sebagian lagi dari pemotongan gaji sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesimpulan
Kita bisa memilih, membiarkan hidup mengalir begitu saja, atau menancapkan mimpi tentang masa depan yang lebih baik dan membuat perencanaan serta strategi untuk mencapainya. Sebagaimana keadaan kita hari ini adalah hasil keputusan-keputusan kita pada masa lalu, setiap keputusan yang kita ambil hari ini pun akan mempengaruhi hidup kita di masa mendatang. Ini juga berlaku untuk segala keputusan-keputusan keuangan kita. Kata kuncinya adalah membuat perencanaan untuk mengantisipasi transisi-transisi dalam hidup, mengefisienkan arus kas, membangun investasi terbaik dan proteksi keuangan. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H