Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Pertempuran
---
Basalto terus berjalan sampai pada sebuah ruangan besar dengan empat pilar utama di tengah-tengah. Kendati berhawa pengab, ruangan bawah tanah itu terlihat bersih terawat. Sepertinya cukup sering  digunakan.  Dari ujung tongkat sihir Basalto keluar empat larik cahaya menuju ke arah obor yang dipajang pada empat pilar ruangan. Setelah itu obor pun menyala menerangi ruangan. Basalto tidak memerlukan lagi cahaya dari ujung tongkat sihirnya, sehingga mengurangi energi sihir yang dialirkan ke situ.
Dia lalu menyeberangi ruangan dan menghadap salah satu sisi dinding. Tidak nampak jelas, tetapi jika diamati lebih dekat, ada ukiran-ukiran huruf kuno pada permukaan dinding itu. Basalto meneliti ukiran itu sesaat untuk memastikan dia berada pada sisi dinding yang benar.
Dia pun mulai membaca barisan mantra. Perlahan-lahan. Kedengarannya mantra yang diucapkan aneh. Bisa jadi mantra tua, setua ukiran  pada dinding itu.
Begitu selesai membacakan mantra dinding di hadapannya bergetar hebat. Lalu perlahan-lahan sebagian dinding dengan lebar sejangkauan kaki, tergeser ke atas dengan suara derak yang berat. Rupanya dinding itu menjadi semacam pintu rahasia dengan mekanisme buka tutup menggunakan mantra.
Begitu suara derak terhenti, seluruh permukaan dinding itu telah terangkat ke atas. Nampaklah ruangan lain di balik dinding itu. Dua larik cahaya, seperti sebelumnya, keluar dari tongkat sihir menuju ke arah dua pelita yang berdiri di atas meja tinggi di tengah ruangan.
Saat pelita sudah bernyala terang, nampaklah isi ruangan itu. Meja tinggi di tengah dan lemari berisi banyak artefak, kitab dan perkamen sihir berada di sekeliling ruangan. Emas hitam yang tadi dipindahkan Basalto nampak berserakan begitu saja di lantai ruangan. Tadi dia tidak bisa berpikir panjang saat memindahkannya dari istana ke ruangan rahasia itu.
Basalto pun memungut satu per satu kitab sihir serta perkamen di lantai lalu meletakkannya dengan rapi di atas permukaan lemari di sisi paling kiri ruangan.
Selanjutnya  Basalto mengambil sebuah karung dan memasukkan satu per satu kitab dan perkamen ke dalamnya.
Basalto tersentak. Samar-samar dia mencium sesuatu, seperti aroma kayu manis yang khas berpadu dengan kembang melati. Aromanya tidak tajam, tapi aroma itu membuat kesadarannya seperti berkurang. Kepalanya mendadak terasa berat. Tapi Basalto segera tersadar, sehingga dengan spontan dia berbalik dan melepaskan sebuah serangan ke belakangnya.