Ametys dan Emerald menatap tak percaya.
“…juga sepertinya aku melihat kitab kuno disitu. Kitab dengan sampul bergambar xxxx. Jangan-jangan dia juga ada kaitannya dengan kitab sihirmu yang hilang, Kesha.”
Emerald geram.
“…jika benar, semuanya jadi berhubungan sekarang. Tongkat sihir perak, penyihir berilmu tinggi yang mengenali seluk beluk istanaku…”
“Apapun yang terjadi kurasa sekarang kita sebaiknya menyusul Thores untuk memintanya menceritakan kebenarannya,” sambung Ametys.
“Benar. Apalagi dia sudah membawa pergi semua benda-benda itu.”
“Tanpa portal sihir dia tidak bisa memindahkannya jauh-jauh. Tapi kita mulai mencari darimana?”
Ruby memandang arah padepokan dari balik jendela.
“Satu-satunya tempat yang aman untuk menyembunyikan perkamen dan kitab sihir hitam itu adalah di padepokan. Banyak tempat penyimpanan rahasia di sana.”
“Jadi, tunggu apa lagi kawan-kawan. Ayo segera kesana.”
Ketiga penyihir itu pun kelua dari ruang kerja Basalto. Mereka lalu keluar dari istana, tetapi bukan dari pintu utama, melainkan dari salah satu pintu kecil yang menghubungkan istana dengan halaman samping padepokan.