Cerita Sebelumnya: [Basalto Terakhir] Pengakuan Mengejutkan (2)
----
“Tentu saja. Peninggalan sihir hitam yang mestiinya dikubur dalam-dalam di sebuah tempat yang sangat dirahasiakan,” sahut Ruby. “Tapi pertanyaannya mengapa ada di istana ini?” sambil menatap dalam-dalam wajah Basalto.
Ametys mengangguk.
“Ya, aku ingat sekarang.”
“Ayolah, Kawan-kawan. Ini tidak sejahat yang kalian bayangkan. Aku berhasil menemukannya berbekal peta yang aku temukan di ruang kerja mendiang guru Shandong. Ini… ini adalah kekayaan kaum sihir. Aku tidak memiliki niat jahat apapun,” sahut Basalto.
“Itu upaya yang… yang baik sebenarnya. Tetapi tahukah kamu, bisa jadi saat ini setengah kaum sihir di Gopalagos berhasil merasakan kekuatan sihir kegelapan yang muncul tiba-tiba. Sebagian dari mereka ketakutan, tetapi mungkin saja sebagian lagi rela melakukan apa saja untuk mendapatkan benda-benda ini. Memang sepertinya kamu membuat perisai khusus untuk mencegah aura benda-benda ini tercium penyihir lain. Tetapi sihirmu tidak cukup kuat untuk menyembunyikannya dari kami. Maka emas hitam inilah yang membuat kami menerobos istanamu,” ucap Ametys.
“Apa rencanamu?” tanya Ruby.
“Aku hanya ingin… mempelajarinya seperlunya. Atau emas hitam ini bisa jadi koleksi khusus padepokan. Atau…”
“Hati-hati, Kawan. Ilmu hitam itu dapat menguasai pikiranmu, aku tahu benar hal itu,” sergah Ruby.
“Kawan-kawan, kami sudah membahas panjang masalah ini. Akan lebih membantu jika kalian berhasil meyakinkan Thores untuk segera kembali mengubur dalam-dalam benda ini,” sambung Emerald. “Aku tidak berhasil.”