" Mewariskan ilmu hitam ini agar sihir hitam tidak pernah hilang dari peradaban kita? Kamu ingin memantrai seseorang di luar sana? Atau menyimpannya kembali dengan cara seperti kamu menemukannya?” cecar Emerald lagi.
“Aku pikir akan menyimpannya kembali. Tetapi sebelum itu, aku ingin mengetahui seluruh isi perkamen dan kitab sihir ini. Ada begitu banyak ilmu sihir yang belum pernah kita ketahui sebelumnya dan kini tersaji begitu saja di hadapan kita.”
Emerald terlihat hampir menyerah meyakinkah Basalto.
“Aku harap kamu tahu apa yang kamu lakukan ini.”
“Tentu, Kawan.”
“Yang penting aku sudah berusaha mengingatkanmu. Sepertinya aku harus pergi sekarang.”
“Wah, padahal aku bermaksud mengajakmu makan siang di sini.”
Emerald menggeleng. “Maaf, Kawan. Aku agak sibuk akhir-akhir ini, karena banyak permintaan ramuan dari kerajaan-kerajaan tetangga. Aku datang hanya karena hawa ilmu hitam dari perkamen-perkamen ini mengganggu ketenangan pikiranku.”
Basalto pun mengikuti langkah Emerald, untuk mengantarnya keluar dari ruang kerjanya. Tetapi baru beberapa langkah, Emerald berbalik ke arah Basalto.
“Oh ya, aku ingin tahu. Dimana persisnya kamu menemukan emas hitam ini?”
Emerald menatap menyelidik. Basalto sendiri sebenarnya tidak mau bercerita panjang lebar mengenai tempat ditemukannya benda-benda sihir hitam itu. Tetapi pada akhirnya dia tetap berterus terang.