Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Misteri di Balik Anggur
------
Ujung tongkat sihir Basalto mengeluarkan cahaya biru gelap saat dia mulai melantunkan barisan mantra yang diakhiri seruan panjang.
“Guruh murka debu berintan, luruh jiwa semesta sapu rintang, luruh darah debu tulang. Seluruuuhh….!!”
Cahaya dari ujung tongkat sihir Basalto membesar dan terasa ada hempasan energi dahsyat yang muncul dari cahaya tersebut. Hur mendadak merasakan hawa panas menyengat sehingga cepat-cepat membungkus dirinya dengan selubung energi sihir.
Begitu cahaya dari tongkat sihir Basalto meredup, mata Hur terbelalak. Di sekitar mereka, sejauh jangkauan cahaya tadi kini kosong melompong. Tak tersisa sedikitpun tanda-tanda kalau semula ada hamparan tanaman anggur di sekitar situ.
Diam-diam dia mengakui kehebatan ilmu sihir rajanya. Dia memang sudah banyak mempelajari sihir pertahanan diri atau sihir yang biasa digunakan dalam peperangan. Tapi seperti yang barusan dilihatnya adalah ilmu sihir yang jarang ditemui. Dengan ilmu sihir tersebut, sekali serang, dia bisa langsung menghancurkan lawan yang banyak di sekitarnya.
“Kini kita berbagi tugas, Hur. Yang kita cari terpendam beberapa kaki di dalam tanah, lokasi persisnya tidak diketahui. Yang jelas dia ada pada satu titik di daerah ini. Aku mencari mulai dari tengah ini ke arah timur, dan kamu ke arah sebaliknya.”
“Maafkan aku, Yang Mulia. Tapi bagaimana caranya mencari kalau kita tidak tahu lokasi pastinya?”
“Gunakan saja beberapa mantra untuk mematahkan perisai sihir, atau mantra untuk mendeteksi energi sihir. Lontarkan ke atas permukaan tanah secara berurutan, jika mantra yang kamu lontarkan bereaksi. Segera beritahu, sisanya serahkan padaku.”
“Baik, Yang Mulia.”