Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Kisah Empat Penyihir

7 April 2016   21:54 Diperbarui: 1 April 2017   08:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi gambar dari: www.smosh.com"][/caption]Perjalanan sejarah Gopalagos tidak terpisahkan dari sejarah kaum sihir yang menghuni benua purba tersebut. Kerajaan Emerald, Ruby dan Ametys yang menguasai beberapa wilayah Gopalagos saat ini adalah wajah dari dinamika peradaban kaum penyihir, termasuk Kerajaan Basalto yang kini telah jadi sisa-sisa sejarah.

Basalto. Saat ini kerajaan yang telah punah digerus zaman tersebut tidak lebih dari hutan belantara tak terjamah  yang dihuni hewan-hewan buas dan liar. Kendati demikian, riwayat kerajaan Basalto adalah simpul penting dalam jalinan kisah ini.

Untuk menelisik bagaimana sebenarnya kisah kita ini dimulai, baiklah, kita akan mengarungi waktu untuk menghirup kembali udara Gopalagos kurang lebih 120 tahun yang lalu.

Pada masa itu, manusia dan penyihir baru saja mendeklarasikan perdamaian di antara kedua kaum. Tidak ada lagi peperangan yang mengatasnamakan kaum sihir dan non-sihir. Para pemimpin kaum sihir sepakat untuk mengubur dalam-dalam kitab tentang ilmu sihir hitam, kutuk dan segala sihir turunannya.

Pasukan Sagit yang dibentuk oleh kerajaan-kerajaan manusia pun dibubarkan. Sagit adalah julukan untuk manusia-manusia yang terlahir dengan kelebihan khusus, yaitu imun terhadap ilmu sihir. Mereka tidak bisa diserang dengan mantra dan kutuk sekalipun. Mereka memang terlahir untuk mementalkan segala sihir yang ditujukan kepada mereka. Kerajaan-kerajaan manusia merekrut kaum Sagit ini untuk ditempatkan pada pasukan khusus yang berada paling depan saat berperang melawan kaum sihir.

Kesepakatan menghentikan perseteruan itu mengawali masa-masa penuh damai pada hubungan antara manusia biasa dan penyihir di Gopalagos.

Pada masa itu, kaum sihir memiliki pemimpin besar bernama Shandong, seorang penyihir sakti mandraguna yang berusia lebih dari 200 tahun. Kendati sudah sedemikian tua, Shandong masih fasih melatih dan mendidik penyihir-penyihir muda yang menempa ilmu di padepokan sihir miliknya. Usia lanjut memang sudah biasa terjadi pada kalangan penyihir terutama pada penyihir-penyihir berilmu tinggi.

Shandong juga terkenal karena kebijaksanaan dan kecerdasannya. Karena berbagai kelebihannya itulah orang-orang biasa memanggilnya Guru Shandong.

Seiring usia yang terus bertambah, Guru Shandong lalu bertekad mencari penyihir-penyihir muda berbakat yang akan ditempa khusus agar menguasai semua ilmu sihir yang dimiliknya. Guru Shandong sadar, suatu saat dia juga akan meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Selain akan menurunkan pengetahuan sihirnya, Guru Shandong juga merasa harus memiliki penerus yang mampu terus menjaga perdamaian antara kaum sihir dan non-sihir.

Guru Shandong kemudian mulai memperhatikan setiap murid, penyihir-penyihir muda yang diasuhnya dengan seksama. Ada empat penyihir muda yang berhasil mencuri perhatiannya. Mereka adalah penyihir-penyihir yang cerdas, tekun dan gigih. Guru Shandong pun memanggil dan mendidik mereka secara khusus.

Keempat murid khusus itu adalah tiga pemuda bernama Thores, Basaman dan Huria serta seorang gadis bernama Kesha.

Guru Shandong mengajar keempat muridnya sepenuh hati. Keyakinannya mulai terbukti. Semakin lama keempat murid semakin terlatih dan mulai menunjukkan tanda-tanda akan menjadi penyihir besar pada masanya. Rahasia-rahasia ilmu sihir tertinggi mulai diberikan satu persatu seiring pertambahan usia murid-muridnya. Pengetahuan dan ilmu sihir yang tidak pernah dia ajarkan sebelumnya pun dibagikan kepada murid-murid kesayangannya itu.

Selain mengajarkan pengetahuan sihir di padepokan, Guru Shandong juga melatih murid-muridnya untuk bersahabat dengan alam semesta.

Mereka berlima kerap menjelahi hutan, menelusuri pantai, mendaki tebing-tebing dan menyisir lembah untuk mencari pusat-pusat energi kosmis dari semesta untuk memaksimalkan energi sihir mereka.

 

--------------------

 

(bersambung)

pertama kali ditayangkan di planet-fiksi.blogspot.com dalam rangka event

#Tantangan100HariMenulisNovelFC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun