Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Kegelapan

10 Maret 2016   21:22 Diperbarui: 10 Maret 2016   21:43 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditemukannya jasad Tuan Anderson berawal dari pengakuan seorang pria yang ternyata tujuh tahun lalu membantu Nyonya Anderson membunuh dan menyembunyikan suaminya itu. Pria itu bernama Spike, yang kemudian juga ketahuan adalah selingkuhan Nyonya Anderson.

Setelah dihabisi, Tuan Anderson dikubur dalam adonan semen di gudang bawah tanah rumah tersebut.

Malangnya, Kepolisian tidak pernah berhasil mengendus jejak-jejak kejahatan tersebut. Sementara itu, sebagian besar harta Tuan sudah dialihkan kepemilikannya kepada Nyonya Anderson, begitu pula dengan kendali bisinisnya.

Spike diberi janji-janji manis oleh Nyonya Anderson. Namun setelah bertahun-tahun, Nyonya Anderson tidak kunjung membuktikan janji-janji tersebut, bahkan kini memadu kasih dengan seorang pria muda yang lain. Spike tidak tahan lagi dan mengancam akan membeberkan semua konspirasi berbuah maut yang mereka lakukan tujuh tahun lalu. Nyonya Anderson menganggap ancaman itu hanya gertak sambal saja, sampai Spike benar-benar membuktikan ucapannya. Nyonya Anderson yang memang lihai ternyata sudah mempersiapkan diri. Dia telah pergi jauh, sebelum secara resmi dinyatakan buronan oleh Kepolisian.  

*******

Mereka telah membebaskanku, kawan. Mereka telah membebaskanku. Dengan berat hati aku mengucapkan selamat tinggal kepada kegelapan dan menawarkan persahabatan kepada cahaya.  Mereka adalah matahari di siang hari dan neon box di malam hari. Mereka bersedia mengantarku kemana saja. Ke atas menara tertinggi, ke tepi lalu lintas kota, ke jenang pintu asrama-asrama yatim piatu, ke tengah-tengah perjamuan bangsawan yang mewah dan kaku.

Bahkan mereka membawaku ke tempatmu. Saat ini aku saat ini sedang mengamatimu dari balik jendela kamar. Aku ingin bertanya, siapa tahu kamu mengetahui sesuatu tentang wanita dengan rambut berwarna tembaga. Aku benar-benar sangat ingin bertemu dengannya saat ini.

*******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun