Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gubernur Versus Manajer Musik

13 Februari 2016   07:58 Diperbarui: 13 Februari 2016   15:35 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="gambar dari kompas.com/Alsadad Rudi"][/caption]Pada dasarnya fungsi dasar kepemimpinan bertumpu pada empat hal ini: Merencanakan, Mengorganisir, Mengarahkan dan Mengendalikan (yang biasa satu paket dan Mengevaluasi). Para pemimpin dari bidang kerja manapun entah dia seorang CEO, pimpinan yayasan, politisi, pimpinan partai, kepala sekolah, pimpinan proyek sampai pejabat publik tidak bisa memisahkan diri dari fungsi-fungsi tersebut.

Pada saat mengurai kepemimpinan berdasarkan ranah kepemimpinannya masing-masing, barulah fungsi dasar ini baru terimplementasi pada fungsi-fungsi turunannya. Misalnya mekanisme seorang CEO perusahaan perangkat elektronik merencanakan kinerja perusahaannya tentu  berbeda dengan perencanaan seorang pimpinan partai. CEO akan menganalisa pasar, sumber daya dan kinerja masa lalu untuk mencanangkan target-target penjualan. Sedangkan pemimpin partai akan menggunakan branding politik dan elektabilitas untuk menargetkan peroleh suara konstituen.

Hari-hari terakhir ini jagat maya ramai oleh pemberitaan mengenai rencana pencalonan Ahmad Dhani, seorang musisi senior untuk menjadi bakal calon Gubernur DKI. Sejauh saya amati sebagian besar netizen merespon negatif pemberitaan tersebut.

Tangan Dingin Dhani

Tidak diragukan lagi, untuk urusan musik, Ahmad Dani-lah expert-nya. Mulai dari membangun karir sebagai musisi biasa-biasa sampai sukses menjadi salah satu icon musik tanah air, Dhani telah membuktikan kepiawaiannya. Tak puas hanya menjadi “pekerja”, Dhani pun merambah dunia entrepreneur dengan mendirikan dan menahkodai perusahaan Republik Cinta Management. Sekali lagi, tangan dingin Dhani sukses menghantar musisi-musisi muda kita membangun karirnya. The Virgin, Mahadewi dan Mulan Jameela adalah beberapa contoh artis-artis papan atas besutan Republik Cinta Management.

Ini adalah salah satu model kepemimpinan yang sukses. Namun dari dunia entertaintment merambah dunia kepemimpinan publik adalah sebuah crossover yang drastis. Sekalipun seperti yang sudah saya bahas di awal tulisan, ada persamaan fungsi dari pemimpin pada “genre” manapun, namun begitu masuk pada tataran praktis ada sejumlah perbedaan yang tidak bisa dianggap sepele.

Gubernur Versus Manajer Musik

Perusahaan manajemen artis seperti kebanyakan perusahaan profit oriented lainnya, mengacu kepada pasar dan segala dinamikanya. Pemimpin harus mampu mengarahkan perusahaan membidik segmen pasar yang tepat, menganalisa kompetitor, menganalisa harga dan biaya serta mengelola sumber daya secara efisien. Tujuannya adalah pendapatan, yang dikemas dengan berbagai nilai untuk meraup konsumen. Arah perusahaan juga dipengaruhi oleh shareholder-nya. Seringkali perusahaan harus merelakan ideologinya ditaklukkan oleh kemauan para pemegang saham.

Sedangkan ranah kepemimpinan pejabat publik seperti gubernur lain lagi. Gubernur memimpin masyarakat. Orientasinya adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat yang dipimpinnnya. Mekanisme kerjanya menjadi jauh lebih kompleks, sekompleks masyarakat itu sendiri. Masyarakat adalah campuran dari berbagai budaya, suku, agama, aneka kebutuhan, kepentingan, tingkat pendidikan, tabiat dan variabel lainnya. Keputusan yang baik bagi salah satu segmen masyarakat belum tentu demikian bagi segmen masyarakat yang lain.

Jika kegiatan perusahaan bertujuan mendapatkan keuntungan, pejabat publik harus mengabdikan kepemimpinannya pada kemajuan masyarakat.  Bukannya mencari keuntungan, sang pejabat malah harus siap dan rela berkorban demi masyarakat yang dipimpinnya.

Dalam mengambil keputusan gubernur harus patuh pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dia tidak bisa serta merta menjalankan visi serta pemikiran pribadinya. Berbeda dengan memimpin sebuah entitas bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun