Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Tua dan Bintang Kecil

16 Desember 2015   20:22 Diperbarui: 16 Desember 2015   20:22 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Didera insomnia, Pak Tua pun mulai menghitung bintang di langit Desember. Walaupun yang terjadi kemudian, setiap hitungannya bertambah, matanya malah semakin berbinar. Setelah hitungan ke-seratus dia beranjak ke balkon kamar, agar lebih leluasa memandang langit malam.

“Ah, rasi sagitarius di langit utara,… indah nian,” bisiknya. Dia menjulurkan tangan ke langit seolah ingin memetik salah satu bintang yang berkelap-kelip disana. Ajaib, diantara telunjuk dan jempolnya kini tersemat sebuah bintang.

Bintang itu merekahkan cahayanya, lalu perlahan meredup.

“Kumohon, lepaskan aku!….”

Pak Tua terkejut, lalu mengusap jenggot kelabunya.

“Kamu bisa berkata-kata rupanya….,” sahut Pak Tua pada bintang mungil di jemarinya itu.

“Tentu saja. Pak Tua, aku tahu cara supaya anda cepat terlelap malam ini…”

“Oh ya?”

“Jangan menghitung diri kami, Pak Tua. Itu hanya pengantar tidur anak-anak. Cobalah menghitung bulan kali ini…”

Pak Tua terkekeh. “Bukannya menghitung bulan mudah sekali?”

“Cobalah, Pak Tua. Tapi jangan lupa letakkan aku kembali di antara kawan-kawanku.”

Pak Tua menyanggupi. Dia pun mengembalikan bintang mungil, lalu mulai menghitung rembulan. Sepertinya berhasil. Penat di kepalanya perlahan-lahan hilang. Matanya memberat, lalu dia pun tenggelam dalam mimpi sembari tersenyum manis.

Bintang-bintang ikut tersenyum bahagia. Malam ini, malam bulan mati berhasil mengantar Pak Tua dalam tidur lelapnya.

 

______________________

 

ilustrasi gambar: dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun