Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rasa Percaya Diri Kembangkan Motivasi Anak

15 Desember 2015   22:21 Diperbarui: 16 Desember 2015   11:04 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikan pujian

Jangan lupa berikan pujian yang pantas jika anak berhasil menyelesaikan masalahnya. Begitu pula saat anak kiat melakukan hal-hal positif atau berhasil mempelajari sesuatu.

Belajar dari kegagalan

Seringkali anak-anak berhenti berusaha saat menemui jalan buntu atau mengalami kegagalan. Berilah anak-anak pemahaman bahwa kegagalan bukan sebuah hasil. Kegagalan adalah bagian dari sebuah proses belajar yang harus dilalui. Justru dari kegagalan kita bisa mempelajari sesuatu agar hasil berikutnya jauh lebih baik.

Hindari kata-kata Negatif

Hindari memberi label negatif pada anak-anak kita seperti misalnya: bodoh, cengeng atau anak bandel, dan istilah negatif lain terutama pada anak di akhir usia balita yang notabene sedang giat-giatnya menyerap pembelajaran dari lingkungannya. Lama kelamaan, di alam bawah sadarnya, anak pun akan memberi stigma pada dirinya sesuai dengan label yang kita berikan. Ini sangat kontraproduktif. Alih-alih mau memberi motivasi, anak justru akan semakin bodoh, atau cengeng sesuai dengan kata-kata negatif kita.

Beri Contoh

Orang tua akan menjadi contoh paling pertama bagi anak. Jadi untuk membangun rasa percaya diri pada anak, orang tua harus terlebih dahulu menunjukkan rasa percaya dirinya yang kuat.  Ini bisa terlihat dari gesture orang tua saat bersosialisasi dengan tetangga atau komunitas, sikap tegas, disiplin serta bagaimana orang tua menghargai dirinya sendiri di depan anak-anak.

Selain membangun rasa percaya diri, kiat-kiat lain yang bisa dilakukan untuk membangun motivasi internal anak adalah memberi endorse pada karakter positif anak. Kemudian jika anak mempelajari sesuatu yang sifatnya kompleks, orang tua dapat mengarahkan anak untuk membagi target belajarnya menjadi bagian-bagian yang kecil, kemudian mendampingi anak  untuk mengawal progress belajarnya bagian demi bagian. Misalnya: anak ingin pandai bermain piano, terlebih dahulu tentu anak harus belajar memainkan tangga nada sederhana.

Dorong anak untuk bersemangat belajar tangga nada sederhana tersebut, dan pujilah anak untuk setiap pembelajaran yang berhasil, sekecil apapun pencapaiannya.

Kiat-kiat ini ampuh digunakan pada masa anak sedang giat-giatnya menyerap pelajaran mulai dari usia 7-10 tahun. Namun sebelum usia tersebut, kita juga sudah bisa mengarahkan anak belajar membangun motivasinya saat anak berusia 4-6 tahun dimana pada rentang usia ini anak mulai belajar menginternalisasi nilai-nilai yang ditanamkan kepadanya. (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun