Ini akan benar-benar terjadi jika sampai tahun baru 2016 tidak ada kemauan politik dari kedua pemimpin negara untuk mencari win-win solution.
Erdogan sepertinya mulai melunak. Mungkin karena sekutu-sekutunya di NATO juga sedang wait and see atau lebih memilih main save, dan Erdogan tahu sanski ekonomi Rusia bisa benar-benar membuat Turki terpukul. Setelah sebelumnya Erdogan menyalak lantang tidak kompromi dengan siapapun yang melanggar kedaulatan wilayah Turki, beberapa hari lalu nada pernyataannya mulai berubah. Menurut Erdogan, kalau sejak awal diketahui pesawat jet yang melanggar wilayah udara Turki itu adalah pesawat Rusia, perlakuannya akan berbeda. (internasional.kompas.com)
Pernyataan yang membuat kita jadi senyam- senyum sendiri. Tentu argumen ini akan terbantah dengan mudah oleh Rusia yang memastikan sudah melaporkan semua rencana aktivitas udara mereka di sekitar Suriah kepada otoritas NATO.
Mestinya pihak Turki berpikir matang sebelum mengambil tindakan. Hubungan bilateral antara dua negara sangat holistik sifatnya. Biaya menembak jatuh sebuah jet tidak bisa hanya dihitung dari segi politik dan hankam saja. Imbas ekonomi juga harus ditaksir secara mendalam. Sepertinya ini yang belum diperhitungkan secara seksama oleh Turki.
Kita berharap, mudah-mudahan Presiden Putin berkenan segera menjawab telepon Erdogan. Atau pasca KTT Iklim di Paris nanti, mereka bisa bertemu untuk ngomong baik-baik. Jika tidak, Turki bisa benar-benar kewalahan dengan “pukulan” ekonomi yang diciptakan Rusia. Kasihan masyarakatnya. (PG)
---
Referensi:
wits.worldbank.org
todayszaman.com
ilustrasi gambar dari: internasional.kompas.com