Pertama kali mendengar tragedi penembakan dan pengeboman yang menimpa sejumlah tempat Paris dua hari lalu (13/11) saya jadi teringat dan pesohor yang satu ini. Penyanyi Internasional berdarah Indonesia dan berkewarganegaraan Perancis, Anggun C Sasmi. Untunglah salah satu penyanyi favorit saya ini selamat dari peristiwa maut tersebut.
Selaras dengan tanggapan sebagian besar penduduk dunia, Anggun pun menyuarakan kecaman terhadap aksi teror tersebut. Pernyataan sikap tersebut diungkapkan lewat kicauan di medsos twitter, seperti dikutip portal kompas.com
"An attack agains humanity #Paris13nov"
Kemudian kicauan yang cukup menyentuh berikut ini,
"They attacked people who went for a music concert, sports event and meals at restaurant. They attacked the very symbols of life's joy"
Lokasi tragedi yang dimaksud dalam kicauan tersebut adalah Bataclan Theater yang saat itu dipenuhi para penggemar musik yang sedang menunggu penampilan dari band Eagles of Death Metal, kemudian di luar Stadion Stade de France di mana sedang berlangsung pertandingan persahabatan tim nasional Perancis melawan Jerman, dan lokasi ketiga adalah sebuah restoran bernama La Belle Equipe di jalan 10th Arrondissement Paris.
Lepas dari isu politik terkait keterlibatan Perancis dalam perang Suriah, serangan teroris kali ini menyadarkan kita pada sebuah sebuah kekhawatiran baru. Sekali lagi menilik kicauan Anggun, para teroris sedang menyerang simbol-simbol kebahagiaan manusia di era modern ini. Musik, Olahraga dan Kuliner.
Musik, mungkin musik merupakan aktualisasi ekspresi seni yang paling mempengaruhi kebudayaan kita, paling komersil dan pergeseran trend-nya paling cepat. Peristiwa serangan teroris di Bataclan Theater pada akhirnya juga berimbas pada batalnya konser Foo Fighter dan U2. Padahal U2 tengah bersiap-siap untuk konser Sabtu keesokan harinya.
Begitu pula dengan serangan di Stadion Stade de France. Sepakbola adalah olah raga paling populer di planet ini. Sepakbola kini bukan sekedar olahraga saja, melainkan telah melebur pada sendi-sendi finansial, diplomasi dan politik juga telah berinkulturasi dengan peradaban kita.
Lalu serangan di sebuah restoran, yang fungsinya selain tempat menghilangkan lapar dan dahaga juga adalah tempat rekreasi dan berkumpulnya keluarga atau orang-orang yang memiliki relasi satu sama lain.
Kini pesan untuk Presiden Francois Hollande, sudah cukup eksplisit terlihat. Namun bisa saja ada pesan-pesan tersirat yang ingin mereka sampaikan. Kita tidak paham benar apakah mereka memilih tiga lokasi itu secara acak, atau ada target-target tertentu dalam aksi mereka. Kekhawatiran Anggun lewat kicauannya adalah kekhawatiran saya, juga saya yakin adalah kekhawatiran masyarakat global yang mencintai perdamaian. Kali para teroris membawa pesan menakutkan yang kira-kira berbunyi seperti ini “Kamu tidak aman, kami mengawasimu. Kami ada dimana-mana, bahkan di balik piring saladmu.”