Di atas cangkir moccacino, kau torehkan lipstik tipis menyala.
Menyesap
merekah bibirmu menyesap,
lalu mengepulkan kabut nikotin dari sana.
Malam menjelang subuh, ucapmu pada tirai president suite di antara belanatara metropolitan.
.
Tatapan dinginmu, sedingin kematian iringi detak-detik malam
iringi detak-denyut sakratul maut.
.
Lelaki itu
yang juga bertubuh polos, Â tak akan sempat mencumbumu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!