Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Uang Panas

23 Agustus 2015   21:11 Diperbarui: 23 Agustus 2015   21:11 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kim buru-buru memberi isyarat untuk segera meraih kembali tas kulit berisi uang yang tadi kucuri dari Reyhan. Rupanya dia yang tadi mengirim Badar ke neraka.

“Bisa saja Badar tadi menarik pelatuk pistolnya setelah kamu tembak,” ucapku ketus.

Kim tersenyum sinis.

“Kita bermain dengan peluang, bro. Kemungkinan itu juga bisa terjadi sebelum aku menembaknya… Aku memilih resiko kedua,” sahutnya dingin.

Aku paham. Sebulan lalu saat aku memutuskan untuk “ikut”, Bang Rizal memberi wejangan kalau dalam bisnis ini, kita dan resiko kematian seperti mata dan pelupuknya. Begitu dekat dan nyata. Aku menyanggupi.

 Kami pun kembali berlari. Kim memandu di depan, sedangkan aku mengekor, membawa serta uang curian hasil misi pertamaku. Uang panas yang nyaris menjadi malaikat pencabut nyawaku. Sekali sibak, aku mengelap peluh yang membanjiri keningku. Aku makin paham mengapa banyak orang begitu sulit keluar dari bisnis hitam ini.

 

_______________________________________

 

ilustrasi gambar dari: 

craig18.deviantart.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun