Tutorial bertajuk "Bingung Cara Mengelola Keuangan Setelah Lebaran? Ini Tipsnya!" yang ditulis Kompasianer Fakhrizal M siang ini sangat bermanfaat untuk pembaca. Point dari tulisan tersebut yang bisa saya tangkap adalah pentingnya evaluasi biaya yang terjadi selama hari raya sebagai titik tolak untuk menyusun strategi pengelolaan keuangan selanjutnya.
Saya akan menyambung artikel tersebut dengan kiat-kiat mengecek biaya yang telah kita keluarkan sehubungan dengan keperluan hari raya. Kemudian hasil kerja ini akan dijadikan pedoman untuk menyusun anggaran atau budget hari raya tahun berikutnya.
Kan masih lama!
Mungkin itu pikiran spontan yang muncul di benak anda saat ini. Benar, untuk membuat penganggaran sepertinya masih terlalu lama, masih ada setahun ke depan. Namun untuk mengevaluasi biaya yang telah terjadi, sekarang ini adalah momentum yang paling baik. Mumpung hari Lebaran belum jauh kita tinggalkan, sehingga pengeluaran yang terjadi masih fresh di ingatan kita.
Kita mulai dengan membuat daftar komponen biaya yang terjadi lalu mengisi rupiah demi rupiah dari setiap komponen tersebut. Pada umumnya komponen biaya yang terjadi sebagai berikut:
- Transportasi. Nah, pada pos ini kita mengisi kembali biaya apa saja yang telah kita keluarkan sehubungan dengan transportasi. Seperti misalnya tiket, tol, biaya BBM di perjalanan dan lain-lain. Biaya yang tidak terkait langsung namun masih relevan seperti misalnya: mengganti oli di perjalanan bagi yang berkendara dengan sepeda motor, atau bea masuk di pelabuhan juga ikut dimasukkan ke dalam komponen pembiayaan ini.
- Konsumsi dan Akomodasi selama di perjalanan. Bagi yang melakukan perjalanan cukup jauh, sehingga harus mengeluarkan biaya akomodasi tambahan selama di perjalanan, maka pos biaya ini harus diperhitungkan. Begitu pula dengan keperluan mengisi lambung tengah yang terjadi selama di perjalanan.
- Oleh-oleh. Mudik tanpa oleh-oleh atau sovenir, apalagi pulang ke rumah orang tua sendiri, kurang afdol rasanya. Maka, hitung pula berapa rupiah yang telah kita keluarkan saat membeli oleh-oleh atau sovenir tersebut. Biaya yang masih terkait dengan itu adalah amplop (berisi duit tentunya) atau hadiah-hadiah yang kita bagikan kepada sanak keluarga di kampung halaman. Tidak untuk bermaksud pelit. Untuk mencapai tujuan evaluasi biaya ini, kita harus menghitung secara detail biaya apapun yang dikeluarkan.
- Pakaian dan aksesorisnya. Jika dalam keluarga ada budaya membeli baju baru untuk berhari raya maka pengeluaran untuk keperluan tersebut dan biaya-biaya yang terkait harus dimasukkan ke dalam pos ini.
- Biaya hari-H. Hari H yang dimaksud disini adalah biaya yang terjadi selama hari raya berlangsung. Sengaja dipisahkan seperti ini biar kita lebih mudah mengingatnya. Misalnya biaya yang anda keluarkan untuk menyewa mobil guna mengangkut keluarga bersilahturahmi, membeli keperluan masak memasak dan lain-lain.
- Lain-lain. Inilah pos pengeluaran favorit saya J Jika ada biaya yang belum ter-cover pada komponen pembiayaan di atas, maka pada pos inilah pengeluaran tersebut dimasukkan.
Jika anda telah terbiasa membuat pencatatan keuangan, maka relatif mudah untuk merinci kembali biaya-biaya tersebut. Jika anda mengalami kesulitan untuk mengingat detail demi detail biaya, cukup menuliskan pembulatan biayanya. Yang penting ada kisaran nominal rupiah untuk membantu kita mengevaluasi biaya.
Bila dirasa perlu, buat juga persentase setiap komponen biaya terhadap total biaya yang dikeluarkan . Rasio ini dapat membantu kita melihat kontribusi setiap komponen biaya dibanding total biaya yang terjadi sehubungan dengan perayaan hari raya.
Sebagai ilustrasi bisa dilihat pada contoh sederhana berikut. Contoh Ini adalah biaya ber-Lebaran Mr. X dan keluarga (tiga orang) yang berdomisi di kota Makassar dan berhari raya di kota Kendari.
Â
Pada ilustrasi di atas terlihat bahwa total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 5.522.000,-Komponen biaya terbesar adalah biaya transportasi (59,67%).