Lalu mereka berempat serempak berpekik tertahan, ketika listrik mati sehingga mendadak keadaan jadi gelap gulita.
“Biii…!!, tolong ambilkan lampu daruratnya…!!,” seru Rara ke arah dapur.
“Iya, non…!! Tunggu sebentar….,” sahut bibi.
“Tidak biasanya mati lampu begini. Tapi kalau mati, biasa tidak lama, kok.”
Bre mengiyakan.
Seluruh kompleks sepertinya terkena pemadaman listrik, sehingga baik di dalam maupun diluar rumah benar-benar gelap gulita. Mereka berempat pun terpaku menunggu kedatangan lampu darurat.
Sebuah ide cemerlang tiba-tiba melintas di kepala Bre, begitu teringat masih ada satu potong pisang goreng yang tersisa. Mumpung mati lampu, tidak akan ada yang melihat aksinya. Maka dia pun segera mengulurkan tangan ke arah piring pisang goreng. Walaupun gelap, dia sudah bisa memperkirakan posisi piring pisang goreng tersebut.
Tapi ups!!…. Begitu tangannya mendekati piring pisang goreng, dia mendapati dua tangan kawannya yang lain juga ada disitu. Begitu tangan mereka bersentuhan di atas piring, ketiganya pun refleks menarik tangan mereka kembali.
“Udah bro, silahkan…” tutur Jo.
“Kalau mau kamu aja yang makan. Saya hampir kenyang kok,” sahut Supratman.
“Aku cuman ngambil kriuk-kriuknya, kok…,” sahut Bre.