Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Malam Minggu Merah Jambu

4 Juli 2015   20:11 Diperbarui: 4 Juli 2015   20:11 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadis itu mengulas bibir dengan gincu merah jambu, biar kekasih hati malu-malu terpana.

Habiskan waktu malam ini, mumpung penanggalan esok merah merona, semerah hati yang sedang dilanda asmara.

Menunggu, gadis menunggu sang kekasih, merapikan sekali lagi dandanan eye shadow biru

tak mau sedetik pun pandangan kekasih hati berlalu.

.

Kemudian sepasang orang muda itu pun berburu momentum bersama angin pantai yang dihempas samudra.

Tangan kanan malam menggigilkan kulit dan jantung mereka

namun dengan nakal tangan kirinya membangkitkan id dari tidur panjangnya, menghangatkan hasrat gelora jiwa.

.

Sudah, katakan saja isi hati pada kekasih hati,

atau dia akan pulang membawa gundah ke alam mimpi.

Usah risau, semesta pun tidak sabar menanti

bunga-bunga cinta yang sedang mekar pantang dikuncupkan kembali.

.

Selalu ada manisan yang dibawa malam untuk mereka yang sedang dilanda cinta

cukup untuk membuat mereka mabuk,

dan menungkapkan isi hati tanpa intervensi otak kiri

juga selalu cukup untuk membuat mereka mabuk,

tertatih

dan tersungkur

.

Di balik wastafel abu-abu

Gadis itu kini mengisak pilu, menghapus gincu merah jambu, mengelap peluh dan dosa, membasuh eye shadow biru

Entah mengapa, malam minggu yang tadinya merah jambu berubah jadi kelam kelabu.

Getir dan malu menjadi satu.

.

Tak ada lagi gadis belia suci.

Purnama telah mengubahnya jadi wanita dewasa setelah mengecup indah dan nistanya asmara.  

 

____________________________________

 

ilustrasi gambar dari: beautyandthecat.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun