Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Ladang Ubur-ubur

21 Mei 2015   21:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesekali kita mesti memandang dunia seperti seorang anak kecil
.
Bagi mereka, dunia adalah tempat yang penuh dengan keajaiban
seperti rumah yang terbuat dari cokelat manis atau langit yang terbuat dari balon warna-warni.
Kehidupan menawarkan petualangan baru setiap hari.
Bermain petak umpet di antara bunga ilalang, menambang pasir di ladang ubur-ubur
atau jika sedang merajuk, cukup menyusun puzzle plastik di teras dapur.
.
Semua orang seperti sedang tersenyum, begitu pula matahari dan hujan.
Beberapa mengulurkan tangannya, hendak menggendong erat atau sekedar meniupkan bait-bait semangat.
Kebaikan ada di mana-mana
di sekeliling meja makan, di dalam toko kue, bahkan di balik jendela rumah.
.
Kita akan merasa sayang jika melewatkan senyum pertama pagi, sekejap saja
karena saat itu kehidupan akan mengantarkan petualangan baru untuk kita
dan saat tiba waktunya perahu mimpi menjemput di ujung malam, kita akan menghanyutkan segala keduniawian untuk memanja jiwa di panggung cakrawala bertabur bintang.
.
Seperti anak kecil yang menyerahkan diri paripurna kepada orang tuanya, seperti itulah kita mesti menyerahkan segala perkara pada penyelenggaraan Ilahi
.
Dibanding meratapi kegelapan dan memaksa bibir kita mengutuki kehidupan,
lebih baik kita memantik kepingan cahaya dan bersyukur untuk setiap anugerah yang masih bisa kita nikmati.

__________________________

catatan: ladang ubur-ubur adalah taman bermain favorit Spongebob Squarepants dan kawan akrabnya, Patrick. Ilustrasi gambar dari: www.raising-humans.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun