Percayakah anda pada mujizat?
Gempa dahsyat yang meluluhlantakan Nepal dan sekitarnya pada hari Sabtu (25/4) lalu mengakibatkan ribuan nyawa melayang. Kemanusiaan kita kembali terketuk oleh tragedi ini. Ribuan nama telah pergi, membawa serta ribuan mimpi dan cita-cita bersama alunan doa-doa mereka yang ditinggalkan.
Kendati kita semua dirundung duka, tak salah rasanya mensyukuri satu atau dua nyawa yang berhasil lolos dari kejamnya tragedi.
Sore kemarin, portal detik.com merilis berita yang bersumber dari CNN mengenai ditemukannya seorang bayi berumur empat bulan yang terperangkap seharian di bawah reruntuhan rumah pada daerah Muldhoka sebelah timur kota Kathmandu. Bayi tersebut ditemukan dalam keadaan selamat kendati seluruh tubuhnya dipenuhi debu beton reruntuhan. Bayi yang lolos dari amukan gempa tersebut bernama Sonit Awal.
Memang beberapa saat usai gempa terjadi , orang tuanya dalam kepanikan berusaha mencari buah hatinya di bawah reruntuhan rumah mereka. Namun setelah berusaha sekian lama, tidak ada tanda-tanda Sonit akan ditemukan. Namun saat rasa putus asa menghampirinya, sang ayah mendengar samar-samar suara tangisan Sonit dari bawah reruntuhan.
Pada Minggu pagi itu, ayah Sonit dibantu tentara Nepal kembali melakukan penggalian reruntuhan rumah. Akhirnya setelah berjuang sekian lama, mereka pun menemukan Sonit Awal dalam keadaan hidup. Ayah Sonit dan para tentara diliputi kegembiraan, tidak ada yang menyangka Sonit mampu bertahan setelah terperangkap 22 jam lamanya di bawah reruntuhan bangunan. Setelah itu, Sonit pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Bhaktapur untuk mendapat perawatan segera.
Bukankah ini sebuah mujizat? Rasanya peluang seorang bayi berumur empat bulan bisa selamat dari bencana yang telah merenggut nyawa lebih dari lima ribu orang lebih tipis dari helai rambut kita.
Mirip dengan kisah Sonit, seorang wanita terperangkap selama 36 jam di bawah reruntuhan namun ketika ditemukan tim SAR, wanita tersebut selamat tanpa luka-luka. Kabarnya pada saat tertimpa bangunan, tubuhnya terlindungi sebuah balok yang menciptakan celah antara dirinya dan dinding yang rubuh. Kisah lain, seorang pria yang terperangkap selama kurang lebih 80 jam di bawah reruntuhan, salah satu kakinya harus diamputasi karena menderita pendarahan parah.
Demikian beberapa kisah korban yang selamat diantara ribuan korban jiwa lainnya. Kisah-kisah mereka menjadi pembawa semangat diantara duka yang kini menyelimuti Nepal.
Sampai saat ini upaya pencarian korban dibawah reruntuhan oleh tim penyelamat masih terus dilakukan. Pemerintah Nepal memperkirakan korban meninggal bisa mencapai 10 ribu jiwa.
Mari terus berdoa untuk Nepal. Kita berharap pula seluruh proses pencarian korban baik yang selamat maupun tidak, dan pengaturan bantuan yang terus berdatangan berjalan dengan lancar. Â (PG)
[caption id="attachment_413939" align="aligncenter" width="300" caption="Foto oleh Kathmandutoday.com yang dicapture dari detik.com"][/caption]
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H