Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Harga BBM yang Bikin Dilema

29 Maret 2015   21:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicaraan mengenai harga BBM muncul di sela-sela makan siang bersama satu dua kawan kantor. “Mesti siap-siap berhemat kalau BBM naik lagi…,” tutur salah satu kawan.

Kekhawatiran yang terbersit kalau harga premium bakalan naik akhirnya terbukti. Setelah beberapa waktu belakangan ini kita bisa mencicipi manisnya BBM “murah”, Sabtu dini hari (28/03) pemerintah kembali mengumumkan kenaikan harga BBM sebesar Rp 500,- per liternya.

Seperti biasa, kabar ini langsung menuai kontroversi di tengah masyarakat. Efek domino-nya pun macam-macam. Tadi di TV ada berita kalau sopir angkot di Cirebon langsung menaikkan tarif secara sepihak. Padahal kemungkinan besar kenaikan harga BBM masih akan berlanjut, mengingat harga keekonomian BBM saat ini berada di kisaran Rp 8.200-Rp 8.500 per liter (republika.com)

Sejak dulu harga BBM memang menjadi  topik yang menarik untuk diperbincangkan, karena di Indonesia harga BBM bukan hanya menjadi level harga tetapi juga menjadi level psikologis. Pengaruhnya pun bukan hanya pada perekonomian tetapi melebar ke berbagai aspek kehidupan lainnya. Ya politik, hankam dan lain-lain.

Kalau mau mengambil sudut pandang rakyat, sudah pasti saya juga akan ikut mencak-mencak dan menyalahkan pemerintah yang tidak amanah dan selalu bikin rakyat susah.

Tapi begitu mencoba mengambil sudut pandang pemerintah, dilematis-nya memang terasa. Di satu sisi, rupiah versus dolar amerika masih di kisaran Rp 13.000an per dolarnya, sementara di sisi lain, harga minyak dunia mulai rebound. Jadi untuk mempertahankan harga, memang rasanya tidak mungkin.

Sejak akhir tahun lalu, pemerintah sudah komit akan mengalokasikan dana yang bisa dihemat dari subsidi BBM untuk menggiatkan pembangunan infrasktruktur. Rakyat masih menantikan progress rencana pemerintah tersebut karena memang satu-satunya jalan untuk menekan gejolak di masyarakat akibat fluktuasi harga BBM adalah perbaikan infrakstruktur termasuk infrastrukur transportasi yang merasakan dampak langsung dari fluktuasi harga BBM.

Untunglah kali ini rakyat dan DPR kompak. Beberapa fraksi, termasuk Demokrat dan Gerindra sudah angkat bicara mengenai keberatan mereka terhadap kenaikan harga BBM ini. Dalam hal ini, kita asumsikan aspirasi rakyat terwakili oleh legislator mereka.

Di sisi lain, kita juga tetap berharap pemerintah sudah mengkalkulasi dengan cermat segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan menaikkan atau menurunkan harga  BBM. Seperti obat, walaupun kadang-kadang “pahit” rasanya, mudah-mudahan kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan, kedepannya dapat membawa manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat. (PG)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun