Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tutup Bioskop Sekarang Juga!

25 Desember 2013   19:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:30 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dudung bahagia sekali hari ini karena baru terpilih jadi ketua RT di kompleksnya. Dudung pun menggelar pesta tujuh hari tujuh malam, nyembelih sapi tiga ekor, ngundang srimulat sama topeng monyet, dan menggelar film layar tancap DKI (Dono Kasino Indro) tujuh malam berturut-turut. Dudung senang warganya terpingkal-pingkal tiap malam. Tidak lupa Dudung nyekar ke makan emak sama bapaknya, minta kekuatan spiritual untuk menjalankan amanah sebagai pejabat kompleks.

Setelah pesta tuntas digelar, Dudung menghitung masih ada sisa dana yang bisa digunakan untuk entertainment bersama istrinya Laela, dan kedua anaknya, Encum dan Jupri. Mereka pun sekeluarga bertandang ke studio twenty two dekat kompleks, rencananya sore ini mereka akan menonton film Frozen, yang akhir-akhir ini seringkali diulas para kompasianer.

Begitu masuk ke lobi teater yang adem, Dudung sekeluarga terkejut karena antrian panjaaaang banget. Dudung geleng-geleng kepala. Tiba-tiba dia melangkah mantap menyikut orang-orang di antrean agar diberi jalan sampai ke depan kasir.  Anak dan istrinya jadi bengong di belakang.

Orang-orang pun dengan geram menyuruhnya antri. Tapi dengan pongah Dudung menjawab

“Pejabat ini! Pejabat! Siapa tadi yang suruh antri hahh???!”

Orang-orang jadi manyun. Sekuriti yang tadinya mau bertindak pun jadi malu-malu kucing.

Begitu sampai di depan kasir dan memesan karcis, kasirnya menjawab lirih

“Maaf pak film Frozen untuk hari ini sudah full.”

“Hahh? Full?! Saya pejabat, masa tidak ada kursi kosong untuk saya dan keluarga?!,” sahut Dudung sengit.

“Iya beneran sudah habis pak. Orang lain pesan tiketnya sudah dari beberapa hari sebelumnya soalnya. Mm... bagaimana kalau untuk pemutaran besok siang saja pak. Kebetuan masih ada yang kosong 5 kursi?”

“Tidak bisa! Harus dapat kursi untuk pertunjukkan malam ini. Titik!” Tensi dan suara Dudung mulai meninggi saking kesalnya.

Orang-orang mau menengahi tapi tidak enak. Laela, Encum, Jupri dan mas sekuriti bermaksud menarik Dudung. Tapi Dudung tetap ngotot pengen kursi. Akhirnya di depan kasir jadi ada adegan tarik-tarikan ala telenovela.

“Duuh, gimana dong pak? Semua kursi sudah dipesan nih,” Kasir memelas lagi.

“Huuhh!! Kalian ini bagaimana sih?! Tidak ada penghargaan sama pejabat sedikit pun. Saya cuma minta 4 kursi saja,tidak lebih. Saya juga kan jarang-jarang ke studio ini. Kalau tidak penting-penting amat, ngapain saya kesini? Saya kesini cuma mau menghabiskan... eh, cuma mau refreshing biar tidak stress mikirin rakyat!”

Laela ngedumel dalam hati, stress gimana sih, kerja aja belum!

“Atau gini aja..... saya tutup bioskop ini sekarang juga! Ma, mana HP ma! Biar saya telepon warga sekarang juga supaya menyegel tempat ini!” Laela kaget, semua orang disitu juga kaget. Wah tambah runyam ini.

“Emang cuma bandara yang bisa ditutup! Bioskop juga bisa!!” seru Dudung lagi.

“Pa..pak, saya panggilin manajer saya dulu kalo gitu ya...,” pinta kasir.

“Gak perlu!! Saya langsung segel nih bioskop!” lalu mulai mengutak atik HP yang diberikan istrinya.

Laela sudah hampir pingsan menahan malu. Untunglah dia tahu kelemahan suaminya, lalu dengan sigap dia menahan telepon Dudung.

“Bang, kalau mau tutup bioskop harus ijin KPK dulu kali,”

Dudung terkejut. Lalu menatap mata Laela lekat-lekat. Kemudian dia menarik istrinya mundur lalu berbisik,

“Emang harus ijin KPK dulu?”

“Iya lah bang,” sambung Laela. “Kemarin menteri dalam negeri mau lantik bupati aja mesti ijin KPK dulu,”

“Masa sih??” Dudung mulai keder.

Istrinya mengangguk.

“Abang mau ya berurusan sama KPK hanya gara-gara mau nyegel bioskop orang?”

Dudung pun menghembuskan napas panjang. Lalu berteriak lagi pada semua orang disitu,

“Baiklaah...! Sodara-sodara sekalian, karena hari ini saya lagi baeeee, maka bioskop tidak jadi disegel! Silahkan berbaris yang rapi lagi ya, pak, bu. Kami cari bioskop yang lain saja. Yang lebih prima pelayanannya. Wassalam!”

Laela dan anak-anak pun menyeret Dudung keluar bioskop secepatnya sebelum wartawan keburu datang. Dudung.... dudung! (PG)

PS: Bang Adji pinjam tokoh fiktifnya yeee.... ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun