Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pada Senja Golgota

3 April 2015   18:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:35 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada puisi pada darah yang mengecup bebatuan Golgota
tentang cawan yang hampir berlalu, tentang penghianatan mereka yang tercinta, tentang konspirasi  agama-politik  berbau satire
Sebentar lagi sebuah jibaku yang mempertaruhkan kehormatan seorang guru dan nabi akan diselesaikan.
.
Darah hampir mengering pada tubuh suci, dan darah mengucur kembali.
Bilur-bilur itu pun menghantarkan seruan kematian yang membelah langit kelabu.
.
Lalu pada senja di antara senja yang sudah-sudah,
angin pegunungan berlutut dalam hening
alam pun menorehkan bait-bait elegi di atas angkuhnya kemanusiaan.
Jalan Dolorosa berhasil menyayatkan sejarah hitam yang akan melabur manusia menjadi putih bersih.
.
Pada senja Golgota
anak manusia telah meregang keabadian, memisahkan masa menjadi lampau dan baru
lalu…
di antara kelamnya malam, kita melihat secarik cahaya,
pertanda fajar akan menyingsing.

________________________

Ilustrasi gambar dari: gambarwallpaper.fondecranhd.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun