The World is Ours. Demikian judul official theme song piala dunia 2014 kali ini. Lagu yang begitu kaya irama ini dibuat dalam tiga versi yaitu versi Inggris yang dinyanyikan oleh David Correy, finalis American X Factor tahun 2012, versi Indonesia yang dinyanyikan oleh Millane Fernandez, penyanyi asal Indonesia yang sukses meniti karir di Jerman, dan versi duet David Correy-Millane Fernandez yang liriknya merupakan kombinasi antara bahasa Inggris dan Indonesia.
Pencapaian salah satu anak bangsa ini cukup membanggakan, mengingat proses rekrutmen penyanyi yang didaulat melantunkan lagu piala dunia itu cukup ketat. Millane mengatakan awalnya pihak manajernya dihubungi oleh salah satu label besar di Amerika Serikat yang mengurusi “proyek” official theme song piala dunia ini. Mereka sudah memantau lebih dari 70 artis di seluruh dunia sejak tahun 2013 termasuk penyanyi dari Indonesia, karena Indonesia karena Indonesia dinilai memiliki banyak kekayaan seni. Akhirnya proyek ini menyisakan dua nama, yakni David Correy yang sejatinya memang seorang penyanyi kelahiran Brasil namun dibesarkan di Maryland, Amerika Serikat dan Millane Fernandez.
Mungkin belum banyak dari kita yang mengenal nama Millane Fernandez. Kiprah adik guest VJ MTV Indonesia, Nino Fernandez ini memang lebih benderang di Jerman sana. Pada tahun 1998 Millane sekeluarga hijrah ke Jerman. Sejak usia 14 tahun dia sudah memasuki Industri musik Jerman dan memantapkan karirnya pada dunia tersebut. Setelah itu karirnya terus menanjak. Single terkenalnya adalah “Boom Boom” dan “I Miss You (Dubi Dubi Dam). Millane juga pernah mewakili Jerman pada kontes musik Eurovision Grand Prix. Di Indonesia sendiri, Millane pernah membintangi film horor “Terowongan Casablanca”.
Spirit Lagu “The World Is Ours”
Pada lagu “The World is Ours”, duet David dan Millane memang terdengar punya chemistry yang kuat. Suara soul David Correy diimbangi dengan suara pop Millane yang renyah. Di sepanjang lagu kita menikmati hentakan-hentakan irama tradisional khas Brasil yang memacu adrenalin. Sensasi samba tersebut adalah hasil permainan apik band Samba asli Brasil, Monobloco. Walaupun beat lagu ini juga dikombinasikan dengan dance modern, sensasi hentakan perkusinya cukup kental terasa. Pada lagu versi duet, terasa pula sensasi etnik Indonesia dengan alunan angklung di beberapa bar lagu.
Salah satu pemusik Monobloco, CA Ferrari saat konferensi Pers di Jakarta akhir Maret lalu mengatakan butuh waktu dua tahun menggarap “The World Is Ours”. Mereka (Monobloco) membuat kumpulan ketukan di Rio De Janeiro dengan menggabungkan berbagai ritme. Lalu hasilnya diolah lagi di L.A dengan kontribusi beberapa komposer AS. Hasilnya adalah lagu bernuansa samba namun tetap terdengar modern.
Lagu “The World Is Ours” sendiri adalah lagu bertema persaudaraan dan semangat meraih mimpi, selaras dengan iramanya. Menilik lirik lagu versi duet, pada bait pertama kita sudah tersentuh dengan sebuah motivasi yang menyiratkan optimisme.
“Run like you're born to fly
live like you'll never die....”
Seiring dinamika lagu, kita bisa menangkap banyak spirit yang kuat dari lirik demi lirik lagu ini. Piala Dunia disebut-sebut sebagai pesta olahraga terakbar sejagad. Selama sebulan nanti, perhatian seluruh masyarakat dunia, mulai dari tua sampai muda, yang tinggal di tengah-tengah megapolitan sampai pelosok-pelosok negeri akan terpusat pada negara Brasil sebagai tuan rumah. Sebagai lagu tema ajang akbar ini, lirik-liriknya yang sederhana namun punya makna mendalam, tepat sebagai sebuah sarana untuk mengajak masyarakat dunia larut dalam selebrasi dan berbagi persaudaraan.
Lihat saja lirik berikut
“Seven billion stars
the world, dunia, the world dunia, dunia kita
light up the world
light up the world
sing out your battlecry
under the stadium sky”
“Seven billion stars” atau tujuh miliar bintang bisa diterjemahkan sebagai jumlah penghuni planet ini. Terangi dunia adalah ajakan untuk berbagi cahaya dalam persaudaraan untuk membawa dunia lebih baik.
Dalam olahraga apapun, sportifitas adalah sebuah nilai yang dijunjung tinggi. Kalah atau menang, kebersamaan tidak boleh hilang sehingga kekalahan tidak boleh jadi pemisah. Sportifitas dan semangat saling mendukung ini dalam lagu tersirat pada lirik “you can stand on my shoulders and raise up your arms.”
Berikut lirik lagu versi duet selengkapnya:
“Run like you're born to fly live like you'll never die
Beranilah bermimpi menggapai semua cita
We are drawn by the rhythms that beat through our hearts
saat kita bersama tentukan semangatnya
Seven billion stars the world, dunia, the world dunia, dunia kita
Light up the world light up the world
Sing out your battlecry under the stadium sky
Walaupun jarak terpisah di hati tetap satu rasa
You can stand on my shoulders and raise up your arms
Saat kita bersama kita terangi dunia dunia kita oo..ooo.oooo
Tujuh miliar bintang dunia kita
The world, dunia, the world dunia kita
Light up the world everybody light up the world
todo mundo light up the world everybody
pra batucar, pra batucar
dunia kita tujuh miliar bintang the world, dunia, the world the world is ours
Dunia kita.....”The world is ours
Kini setiap orang pasti punya jago masing-masing. Saya sendiri punya harapan besar pada tuan rumah, Brasil. Teman-teman kantor lain ada yang memilih Jerman, Belanda, Spanyol dan beberapa unggulan lainnya. Tapi perbedaan ini justru jadi bahan seru-seruan buat kami. Selaras dengan semangat persaudaraan yang disampaikan lagu tema piala dunia ini. Warga dunia diajak untuk melupakan sejenak konflik atau diplomasi yang penuh konspirasi untuk larut dalam kebersamaan dan persaudaraan. Negara manapun yang akan jadi pemenang, ajang ini tetap jadi selebrasi bersama.
Beberapa negara pun kemudian mengadaptasi lagu ini disesuaikan dengan kekayaan seni masing-masing negara.
Berikut adalah cuplikan video “The World Is Ours” dari Youtube. Pada versi videonya, penyanyi yang tampil lebih banyak lagi dengan berbagai aliran musik. Coca-cola sebagai sponsor Piala Dunia juga bisa kita lihat tampilan brand-nya pada beberapa bagian video ini.
Referensi:
http://www.youtube.com/watch?v=Q4P-ufLByF0
http://www.youtube.com/watch?v=75B5GT4aj7o
Butuh waktu dua tahun garap "The World Is Ours"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H