Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humor

Salep Mata Kakek

3 Februari 2015   03:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dudung, bocah  kelas dua SD yang lugu dan rada nakal, suatu sore pulang dari bermain bola kaki di lapangan kompleks. Begitu masuk ke dalam rumah, kakeknya yang sedang duduk di depan TV memanggil namanya.

“Duunggg…,”

Tapi Dudung cuek saja. Malah ngeloyor ke dapur mencari sesuatu yang bisa dimakan diatas meja.

“Duuuunggg….!!!”, kakek memanggil makin kencang. Dudung tetep pura-pura budeg  dan nampak asyik mengunyah pisang goreng yang baru dibuat emaknya. Barulah saat emaknya keluar dari kamar mandi dan menghardiknya baru Dudung merespon panggilan kakeknya.

“Iya, keeeek…!!!” seru Dudung tidak kalah hebohnya.

“Oalaaah, cu...!! Dari tadi dipanggil nyahutnya baru sekarang… Sini, buruan….,”

Malas-malasan Dudung menemui kakeknya.

“Dung, ambilin obat salep mata kakek di atas lemari buku di kamar kakek..!! Buruan, mata kakek udah gatal banget nih,”

Dudung pun beranjak dari situ. Tak lama kemudian, Dudung kembali lalu menyerahkan obat yang dimaksud.

“Naah, kalu gitu kan kelihatan kalu Dudung itu cucu kakek yang paling pinter, “ puji Kakek  lalu cepat-cepat memakai salep mata itu. Dudung sendiri segera ngacir ke belakang lagi untuk melanjutkan acara ngemilnya yang belum kelar.

Tapi tak lama kemudian, kakek berteriak dari depan memanggil Dudung lagi. Malas-malasan Dudung kembali ke depan.

“Ada apa sih, kek, dari tadi manggil melulu…,” sahut Dudung. Lalu keheranan melihat wajah kakeknya yang kelihatan panik.

“Eh, Dung. Kamu kasih obat apa ini, kok mata kakek jadi panas begini…,”

“Lah, kan kakek yang suruh….”

“Coba, coba, kamu baca nama salepnya… Kakek gak bisa ngelihat lagi saking panasnya…”

Dudung pun mengambil salep tersebut lalu berusaha mengejanya. Harap maklum, dari semua kawan-kawan sekelasnya, memang Dudung yang perkembangan kemampuan membacanya paling lambat.

“….. a tambah el, al… te, e, te, ce tambah o, co,” gumam Dudung. Lalu berseru…,” Oh, Dudung udah tahu nama salepnya, kek. Namanya  Al… te…co..”

Sontak kakek Dudung menjerit histeris lalu mengomeli cucunya itu habis-habisan. Dudung hanya memandang aneh pertanda tidak mengerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun