Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Imunisasi KPK

18 Februari 2015   03:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penetapan Bambang Widjojanto sebagai tersangka kasus keterangan palsu oleh Bareskrim jadi berita yang mengejutkan kita semua. Bagaimana mungkin punggawa pemberantasan korupsi di negeri ini terlibat dalam sebuah kejahatan? Belum lagi reda debaran jantung kita, nama Abraham Samad pun ikut diseret dalam pusaran badai. Kita ketahui bersama kalau Abraham Samad telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sulselbar dalam kasus pemalsuan dokumen yang terjadi beberapa tahun lalu.

Sore ini saya membaca berita menarik lainnya. Kabareskrim Polri, Budi Waseso mengeluarkan statement keras akan mengusut senjata api milik 21 penyidik KPK eks kepolisian yang izin kepemilikannya sudah kadaluarsa sejak tahun 2012 lalu.

KPK kini benar-benar sedang dibuat babak belur.

Mencari analogi praktis, sekarang KPK jadi mirip prajurit perang yang perlengkapan perangnya tengah dilucuti habis-habisan. Senjata utama seperti tombak, pedang dan trisula harus segera ditanggalkan. perisai juga harus ditanggalkan. Bayonet dan senjata-senjata kecil lainnya pun ikut dilucuti. Selain badan dan tangan kosong, tidak ada lagi yang bisa diandalkan dari prajurit perang tersebut.

Tapi jika kita mengambil perspektif yang sedikit berbeda, masih ada hal positif yang bisa dipetik dari musibah yang sedang menimpa KPK. Saya tidak akan membahas konfrontasi KPK dan Polri. Biarlah nasib pimpinan KPK dan Kapolri ditentukan kemudian. Jika pemerintah mampu menyikapi peristiwa ini secara bijaksana,  sebenarnya pelemahan KPK saat ini bisa jadi momentum tepat untuk meningkatkan “selling value” KPK di kemudian hari.

Seorang anak kecil yang baru diberi suntikan imunisasi biasa justru akan menjadi jatuh sakit ditandai dengan rewel dan demam. Namun imunisasi yang berisi biang penyakit justru akan membantu si anak  membentuk sistem kekebalan tubuh yang baik, agar pada masa mendatang anak akan kebal terhadap penyakit sebenarnya yang jauh lebih berbahaya.

Mestinya peristiwa demi peristiwa yang melemahkan daya KPK akhir-akhir ini digunakan sebagai pelajaran berharga bagi pemerintah untuk mengambil tindakan di masa mendatang. Nantinya proses rekrutmen pimpinan KPK termasuk penyidik-penyidik yang bekerja di dalamnya harus benar-benar mendapat perhatian. Lembaga KPK adalah simbol upaya menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan kebenaran. Oleh karena itu orang-orang yang terlibat di dalamnya harus benar-benar bersih. Dengan sosok yang “clean”, KPK tidak akan mudah menjadi sasaran tembak oknum-oknum tertentu yang tidak senang dengan gerakan pemberantasan korupsi. Sebaliknya KPK dapat dengan mudah menembak siapapun orang yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi dan merugikan negeri ini.

Hanya memang masalah berikutnya adalah mencari sosok clean and clear di negeri ini sepertinya akan jauh lebih sulit dibanding mencari jarum di antara tumpukan jerami. (PG)

Referensi:

kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun