Sudah kita ketahui bersama bahwa sejak corona ada kurang lebih satu tahun di indonesia, Â sampai tulisan ini terbit belum juga mereda. Ada saja beberapa aspek yang membuat penularan terjadi dari hari ke hari. Kita bertanya tanya, Â apa yang sudah dilakukan pemerintah, Â dan apa yang sudah dilakukan rakyat. Â Karena menyalahkan pemerintah atau rakyat saja tidak terasa adil.Â
Kita melihat beberapa kasus di luar negeri sudah menampilkan penurunan kasus penularan dan kematian, Â bahkan penduduknya merayakan bebas dari corona. Seperti di negeri asalnya sendiri. Â Di indonesia sepertinya corona masih betah.Â
Berikan aku sepuluh pemuda, Â kata bung karno berteriak, Â maka akan ku guncang dunia. Saat ini sepuluh pemuda pun seperti nya masih kurang untuk menjadi relawan corona. Karena virus ini belum ditemukan obatnya.Â
Dengan adanya corona ini, Â cukup bagi saya untuk merubah pandangan tentang makna bangsa yang besar. Bangsa yang besar saat ini akan muncul dari hasil keprihatinan dan kepatuhan para warganya, Â dan kecerdikan pemerintahnya untuk menghentikan wabah dan mengecilkan resiko kematian dengan usaha sendiri. Apakah indonesia termasuk? Â Kita akan lihat bagaimana akhirnya nanti. Jika kita termasuk bangsa yang terus-terusan diberi bantuan dan mengekor, Â kita akan memakai kembali logika moralitas-budak seperti yang pernah Tuan Nietzsche katakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI