Meninjau Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan kinerja ekonomi yang hebat, Presiden Joko Widodo optimis, bahwa ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Seperti yang dilansir dari situs bekraf.go.id, pondasi ekonomi kreatif ini ditujukan pada keunggulan sumber daya manusia, misalya, seni, arsitektur, buku, inovasi teknologi, yang tentunya berasal dari ide-ide kreatif.
Hal tersebutlah yang akhirnya Presiden Joko Widodo mewujudkannya pada 20 Januari 2015, melalui Peraturan Presiden Indonesia nomor 6 Tahun 2015 Tentag Badan Ekonomi Kreatif, bentuk lembaga baru ini adalah non kementrian yang bernama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Guna mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia, beberapa program telah dijalankan oleh Bekraf. Salah satu program yang sedang berjalan adalah Program Unggulan Deputi VI, program ini merupakan Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah untuk merancang berbagai program unggulan terkait dengan kerjasama antar kementerian, lembaga, wilayah, asosiasi, dan komunitas industri kreatif. Pada tanggal 11-12 Agustus 2017, Bekraf melakukan kerjasama program ini bersama Pemkot Singkawang dan FGD (Focus Group Discussion) yang didukung oleh RumAksi (Ruang muda kreatif Singkawang).
Bertempat di Ballroom Hotel Swiss Bellin kota Singkawang, tema dari acara ini bertajuk "Pentahelix Pengembangan Ekonomi Kreatif Pemerintah Kota Singkawang", yang dihadiri oleh unsur akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan tentunya Bekraf Indonesia. Tak kalah seru, acara ini juga diisi dengan narasumber penting, yaitu, Hassan Abud (Direktur Hubungan Antarlembaga Dalam Negeri), Bosni (Kadis Parpora), Hendrian (Kadis Indag).
Acara yang berlangsung dua hari ini, tidak hanya menampilkan produk-produk hasil kreatif anak-anak muda dari RumAksi, tapi menghasilkan saran dan masukan kepada Pemerintah Singkawang untuk membangun ekonomi kreatif yang lebih baik di kemudian hari dan bisa bersaing di kanca nasional, terlebih di era milenial ini ekonomi kreatif nasional dipelopori oleh anak-anak muda yang mulai menunjukan eksistensinya, termasuk di kota Singkawang ini. Meskipun dengan segala keterbatasan, pelaku ekonomi kreatif Singkawang sudah mampu menghasilkan produk-produk yang bisa bersaing di kanca nasional, terutama di bidang IT, perfilman, dan kriya, hal tersebut dituturkan oleh Trino yang tidak lain Ketua RumAksi Singkawang.
Hal ini didukung dengan penuturan Riko Purwanto yang merupakan Co-Founder Digilancer, Ia menuturkan, bahwa, "Tidak dipungkiri perkembangan sektor IT di era digitalisasi ini menjadi hal yang diprioritaskan, mengingat perkembangan dunia StartUp di tanah air yang begitu pesat. Maka dari itu, perkembangan tersebut sudah sepatutnya berkolaborasi dengan berbagai subsektor bidang yang bisa memajukan dan menghasilkan ekonomi kreatif yang lebih unggul", tegasnya. Ia juga berharap, pemerintah kota Singkawang ke depannya bisa menyediakan wadah khusus bagi pelaku ekonomi kreatif, untuk berkumpul, berkreasi, dan berkolaborasi, guna memacu perkembangan ekonomi kreatif di kota Singkawang yang lebih pesat.
Pada acara ini pula terjalin kesepakatan dengan ditandatanganinya MOU antara Bekraf dan pemerintah Singkawang, untuk melakukan edukasi Bekraf sebagai badan khusus yang menangani ekonomi kreatif. Semoga kesepakatan ini juga memacu daerah-daerah di Indonesia untuk turut serta memajukan ekonomi kreatif di Indonesia, agar bersama-sama bisa membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, seperti visi yang dimiliki oleh Bekraf sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H