Mohon tunggu...
SI_Fortuantus
SI_Fortuantus Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Hidup ini memang sandiwara, sayangnya banyak yang aktingnya buruk.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antalogi Hujan

4 November 2024   14:03 Diperbarui: 4 November 2024   14:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah langit kelabu, hujan pun turun,
Butir-butir air menari, menyentuh bumi.
Dalam kesunyian, ku berdiri sendiri,
Menangis tanpa suara, tak ada yang mengerti.


Hujan adalah sahabat dalam kesedihan,
Menutupi suara hati yang penuh beban.
Air mata ini bercampur dengan hujan,
Mengalir bebas, tak ada yang menahan.


Setiap tetes adalah cerita yang terpendam,
Kesedihan yang terungkap dalam pelukan malam.
Hujan membisikkan rahasia pada angin,
Menghapus jejak luka, memberi harapan baru.


Saat dunia terbenam dalam basahnya rintik,
Aku menemukan kekuatan dalam kesedihan ini.
Hujan mengajarkan bahwa menangis itu wajar,
Dan di balik awan kelabu, selalu ada pelangi yang menanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun