No. Urut 76
Nahlatul Azhar
Pahlawanku buakan mereka yang tertulis namanya dalam sejarah
yang diketahui dunia karena jasanya yang melimpah
yang dibanggakan negara berkat tetes darah dan keringatnya
yang berkorban harta hingga nyawa
pahlawan hebatku bukan mereka itu
Aku mengenalnya dari kebencian kanak-kanak
mengingat deretan luka yang ditorehkan pada betisku
akan kayu kayu patah peninggal jejak
juga pada sepasang mata tajam yang terus mencari celah
aku kembali salah, menangis di sudut kamar
Pahlawanku seolah tak peduli bahagiaku
ku dilarang bermain banyak banyak
dikurung dan tak dibolehkan berkawan siapa saja
dihukum karena lidahku kelu membaca ayat
hingga benci semakin tertanam dalam sukama
Tapi ...
Pahlawanku tidak peduli pohon kebencianku
baginya, aku mahluk berkawan setan
katanya setan setan yang merantaiku hendak diusir
olehnya diusir dengan mantra seorang laki laki
bukannya sadar, aku makin terhasut menamainya kejam
Dialah pahlawanku, tak bermahkota, juga tanpa tahta
yang ku kenal sepanjang hidupku
yang berjasa pun kau tidak tahu
yang menjadi ayah sang pembenci ini
yang ada untuk keabadianku
Pahlawanku ...
pengundang sejuta rasa terimakasih
*Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi hari Pahlawan.link: http://www.kompasiana.com/androgini].
Silahkan bergabung di FBÂ Fiksiana Community. [link:Â http://www.facebook.com/groups/175201439229892/]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H