Mohon tunggu...
Phobea Azzariya Onasis
Phobea Azzariya Onasis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Teknologi vs Integritas: Menyusuri Tantangan Jurnalisme Masa Depan Negeri Ini

18 Oktober 2023   18:00 Diperbarui: 18 Oktober 2023   18:06 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam industri media berita, penerbitan dan kinerja jurnalis mengalami perubahan karena perkembangan teknologi. Perubahan dan perkembangan teknologi membawa pengaruh pada peningkatan jumlah informasi yang tersedia pada publik dan lebih banyak variasi bentuk informasi yang bisa sampai pada masyarakat.

Teknologi yang semakin canggih diharapkan tidak mengubah konsep jurnalistik yang dianggap tidak kalah penting untuk diperhatikan yaitu seperti unsur keakuratan fakta dan informasi, jujur, objektif dan lengkap, sebab produk jurnalistik akan membentuk kepercayaan masyarakat terhadap media tersebut.

Kemajuan teknologi tentu saja memberikan dampak pada kegiatan jurnalistik, salah satunya yaitu munculnya media online. Seperti yang kita ketahui hampir segala aspek kehidupan menggunakan internet atau berbagai jenis smart technology, hal ini juga termasuk perubahan cara konsumsi berita yang dilakukan oleh masyarakat.

Penemuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan segala bentuk informasi disajikan melalui digital berdampak besar pada media, terutama media cetak. Tutupnya media cetak di Indonesia merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi saat ini. Media cetak dihadapkan dengan mahalnya biaya produksi dan perubahan masyarakat dalam menggunakan media massa untuk mencari dan berbagi informasi. Media online memberikan warna baru untuk industri berita dan para pembaca berita yaitu informasi yang disajikan mudah diakses dan cepat tersebar.

Sumber : goodstats
Sumber : goodstats

Ditengah persaingan yang ketat dalam mempertahankan bisnis media, para pemilik industri media tentu saja akan berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada. Nilai berita dan prinsip jurnalistik diharapkan untuk tetap diterapkan dalam menyajikam informasi atau berita kepada publik, apabila suatu media dinilai dapat memuaskan konsumen maka akan terjamin keberlangsungannya dan semakin dipercaya oleh khalayak.

Selain dari sisi media, tantangan yang akan dihadapi dari perkembangan teknologi ini adalah jurnalis harus bekerja dengan detail dan mempertahankan integritasnya. Menyesuaikan diri dengan perkembangan tentu saja memerlukan kemampuan baru, banyak hal yang harus dipelajari lagi untuk menyajikan berita melalui media yang sudah berbeda. Tidak hanya mengutamakan kecepatan dalam memproduksi berita tetapi juga harus mempertahankan nilai-nilai berita dan menunjukkan tanggungjawab sebagai seorang jurnalis yang memiliki intregitas ditengah berkembangnya teknologi masa kini.

Kegiatan jurnalistik yang semakin berkembang melalui media online atau yang bisa kita sebut dengan jurnalisme multimedia ini sering kali disangkutpautkan dengan etika jurnalistik. Hasrat untuk mendapatkan klik dan perhatian terbanyak dari pembaca sering kali menjadikan kode etik ini diabaikan, jurnalis seringkali berlomba-lomba untuk menuliskan berita dengan cepat. Hal yang seharusnya tetap diperhatikan yaitu menulis dan menyebarkan berita dengan bertanggungjawab dengan akurasi dan verifikasi yang benar. Prinsip seperti ini harus dipegang teguh oleh masing-masing jurnalis.

Ditengah persaingan yang ketat industri bisnis media massa, mengharuskan media massa untuk terus berinovasi serta mampu mengembangkan atau menerapkan teknologi yang menjadi daya tarik dan trend teknologi saat ini di Indonesia. Seperti yang sudah sering kita dengar yaitu mengenai teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence atau AI.

Sumber : analyticsinsight
Sumber : analyticsinsight

Artificial Intelligence sudah mulai diterapkan diberbagai aspek termasuk dalam industri media massa. Artificial Intelligence pada industri media massa berperan dalam produksi konten hingga distribusi sebuah berita. Artificial intelligence dinilai sebagai peluang untuk meningkatkan produktivitas pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat dan lebih efisien. Namun, disisi lain kualitas konten berita yang dihasilkan seringkali dipertanyakan.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria menyampaikan disrupsi teknologi seperti munculnya Artificial Intelligence ini bisa menjadi ancaman, tantangan, bahkan peluang bagi industri media. Nezar menilai keberadaan AI dapat membantu operasional industri media sepanjang dimanfaatkan dengan baik. AI juga bisa dipakai beberapa media untuk mendistribusikan konten, menentukan headline dan bisa sangat membantu untuk kreativitas.

Baru-baru ini, salah satu stasiun televisi swasta yaitu TVOne memperkenalkan penggunaan Artificial Intelligence untuk membawakan program berita dan informasi di televisi. Teknologi AI terbaru diadopsi sehingga memungkinkan sistem komputer menampilkan karakter avatar yang mampu menyajikan berita layaknya manusia sungguhan. Masyarakat dibuat gandrung dengan kehadiran presenter Artificial Intelligence yang disebut mampu menggantikan pekerjaan presenter berita konvensional. Presenter Artificial Intelligence ini pun dengan sangat cepat mencuri perhatian dan ramai diperbincangkan di dunia maya.

Sumber : lifepod.id
Sumber : lifepod.id

Seperti diakui langsung oleh CEO TVOne, Taufan Eko Nugroho, presenter Artificial Intelligence ini direncanakan akan menyiarkan berita di media sosial Instagram dan TikTok. Hal ini dilakukan lantaran teknologi presenter Artificial Intelligence ditujukan untuk menjangkau target pasar Gen Z. Apalagi terdapat riset yang menyebutkan bahwa Gen Z cenderung menyukai karakter avatar. Kabar terbaru ini bukan hanya menjadi bukti positif dari penerapan Artificial Intelligence, melainkan juga semakin membuat perkembangan teknologi AI menarik untuk diikuti.

Teknologi Presenter Artificial Intelligence diklaim dapat memproses informasi secara cepat serta menyajikannya secara menarik. Proses produksi berita yang sebelumnya memakan waktu cukup panjang kini dapat dipotong dan menjadi jauh lebih efisien. Efisiensi waktu yang menjadi keunggulan teknologi presenter Artificial Intelligence ini memungkinkan stasiun berita untuk mengurangi biaya produksinya. Selain itu, teknologi presenter Artificial Intelligence juga mampu memperluas jangkauan siaran berita hingga ke daerah yang sulit dijangkau manusia. Seperti diketahui, jarak dan kondisi lapangan biasanya menjadi kendala yang dialami stasiun berita untuk menyiarkan pemberitaan. Dengan kehadiran presenter Artificial Intelligence ini, kendala jangkauan jarak tidak lagi menjadi hambatan bagi kegiatan penyiaran berita.

Efisiensi biaya produksi dan jangkauan pemberitaan yang jauh lebih luas dapat membantu meningkatkan produktivitas pekerjaan jurnalis. Hal ini sekaligus juga menjadi bukti positif kehadiran teknologi Artificial Intelligence yang mampu meningkatkan produktivitas kerja manusia. Meskipun penggunaan presenter Artificial Intelligence membawa sejumlah dampak positif bagi industri penyiaran berita, tetapi norma dan etika jurnalistik tidak bisa diabaikan begitu saja. Seperti diketahui, profesi jurnalis atau wartawan memiliki tanggung jawab sosial dan moral dalam mencari dan menyajikan informasi. Oleh karena itu, kerja-kerja jurnalistik harus berpegang pada kode etik jurnalistik.

Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kehadiran teknologi presenter Artificial Intelligence. Apalagi selama ini perkembangan teknologi Artificial Intelligence masih dihadapkan pada batasan etika dan moral. Proses mentransmisikan nilai-nilai etika yang tetap ke dalam sistem Artificial Intelligence masih menjadi tantangan besar. Selain itu, Artificial Intelligence juga masih terkendala untuk mengimplementasikan nilai-nilai etika yang berbeda-beda di setiap budaya.

Dengan kenyataan ini, mentransmisikan nilai-nilai dan kode etik jurnalistik tentunya masih menjadi persoalan bagi kehadiran presenter Artificial Intelligence. Bagaimanapun, teknologi hanyalah alat yang ditujukan untuk mengatasi keterbatasan manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia didalam pekerjaan tersebut. Tantangan ini yang mungkin menjadi perkembangan berita menarik yang masih harus kita tunggu bagaimana penyelesainnya ke depan.

Belajar dari negara yang lebih maju, terdapat beberapa media luar, seperti BBC dan CNN, pernah memanfaatkan teknologi AI untuk menyiarkan berita secara langsung. Namun, penggunaan Artificial Intelligence tersebut tidak berarti dibiarkan sendiri. Ada tim manusia yang bekerja menyuplai informasi dan mengatur arus informasi sehingga konten berita yang disajikan tetap sesuai dengan konteks di lapangan.

Daftar Pustaka

Apakah Jurnalis Masih Dibutuhkan di Masa Depan? (2023, February 1). kumparan. Dikutip dari https://kumparan.com/lintang-pramatyanti/apakah-jurnalis-masih-dibutuhkan-di-masa-depan-1zkcu6U8IfM

TVOne Perkenalkan Presenter Avatar dan Klaim Media Berbasis AI. (2023, April 24). Tekno Tempo.co. Dikutip dari https://tekno.tempo.co/read/1718440/tvone-perkenalkan-presenter-avatar-dan-klaim-media-berbasis-ai

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun