Memasuki abad ke-21, pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Internet mencuri perhatian kita semua dalam peradaban masa kini. Dunia jurnalistik pun mendapatkan tantangan besar dimulai sejak tahun 2000 dan memuncak dua tahun belakangan ini yang ditandai dengan kemajuan dunia internet. Tantangan ini berwujud praktik kegiatan jurnalistik oleh masyarakat yang disebut citizen journalism atau jurnalisme warga.
Istilah jurnalisme warga atau citizen journalism mengacu pada peran aktif masyarakat dalam proses mengumpulkan dan melaporkan suatu informasi. Jurnalisme warga muncul ketika kebutuhan akan informasi dari masyarakat semakin tinggi sementara media massa tidak bisa sepenuhnya memainkan peran dan menjalankan tanggungjawab sebagai penyaji informasi dengan baik dan benar.
Di Indonesia, fenomena jurnalisme warga muncul sejak peristiwa reformasi 1998. Beberapa media sudah mulai menjadikan audiens tidak lagi murni sebagai pendengar melainkan sebagai rekan kerja. Jurnalisme warga menjalankan perannya selayaknya jurnalis professional, mereka memunculkan beragam informasi dan menentukan seperti apa informasi yang dibutuhkan warga.
Perkembangan jurnalisme warga ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yang pertama yaitu berkembang pada media konvensional atau media lama baik itu media cetak seperti koran maupun media penyiaran seperti radio dan televisi. Seiring berkembangnya teknologi, maka jurnalisme warga juga mengalami perubahan dalam perkembangan media baru yaitu menggunakan internet. Saat ini praktik jurnalisme warga yang bisa kita temui seperti Kompasiana dan NET CJ.
Peran serta warga saat ini sudah semakin banyak dalam membantu menyebarkan informasi, saat Tsunami Aceh 2004, masyarakat dapat menyaksikan dahsyatnya bencana ini melalui video yang direkam oleh Cut Putri. Nilai berita yang tergantung dalam video tersebut sangat tinggi meskipun Cut Putri bukan seorang jurnalis professional tetapi hal ini membuktikan bahwa jurnalisme warga mempunyai peran penting dan kuat dalam dunia jurnalistik.
Kini setiap pengguna internet dapat membuat media mereka sendiri secara gratis. Kehadiran komunitas blog, serta penggunaan suatu akun media sosial untuk menulis berita dan menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat merupakan kegiatan pemberitaan yang telah beralih dari wartawan professional kepada masyarakat biasa.
Jurnalisme warga yang semakin berkembang berawal dari blog yang menjadi jurnal seseorang yang kemudian dipublikasikan ke internet, setelah itu akan selalu ada pengunjung yang membaca dan kemudia dapat meninggalkan komentar. Melalui komentar ini maka akan terjadi proses interaksi yang mendiskusikan tentang topik yang dibahas.
Dalam jurnalisme warga, masyarakat dapat menulis sekaligus mempublikasikan beritanya sendiri. Rakyat menganggap keberadaan ruang berekspresi di media sebagai sarana untuk memperluas kepeduliaan serta diharapkan dapat mengajak warga lainnya untuk ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan kehidupan yang lebih baik bersama.
Melalui jurnalisme warga ini, masyarakat yakin bahwa penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya keterlibatan dan keikutsertaan suara rakyat dalam setiap kepentingan bersama yang mempengaruhi kehidupan satu sama lain.
Keaktifan rakyat dalam mengeskpresikan dirinya ini dipicu dari ketersediaan media yang semakin pesat dan kebutuhan masyakarat sekitar yang saat ini semakin mudah mengakses berita dari internet. Melalui media sebagai ruang publik yang disediakan ini, maka rakyat memanfaatkannya sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi dan kepentingan mereka bersama.
Identitas sebagai warga negara yang memiliki hak dan tanggungjawab dalam menyuarakan aspirasinya dijadikan sebagai dasar untuk mendesakkan kepentingan bersama kepada para penyedia layanan publik melalui media digital yang bisa warga tulis hingga sebarkan dengan sendirinya.
Media sebagai sarana demokrasi dalam jurnalisme warga ini membangun ruang untuk berdialog dan memberikan manfaat bagi kehidupan bersama. Kehadiran jurnalisme warga mempertegas kekuatan rakyat yang secara bersama-sama dapat menentukan kebenaran informasi yang mereka sebarluaskan.
Menurut Dewan Pers, saat ini ada sekitar 650.000 blog yang dikelola penggiat jurnalisme warga di Indonesia yang bertujuan untuk menginformasikan persoalan yang nyata kepada masyarakat agar cepat direspon bersama tanpa memperdulikan kualitas berita.
Kemunculan jurnalisme warga yang mengutamakan suara rakyat dan kepentingan bersama ini merupakan reaksi terhadap jurnalisme konvensional yang tidak memperdulikan lagi kewajiban untuk mewakili kepentingan pembacanya dan hanya menomorsatukan keuntungan semata.
Berkembangnya jurnalisme warga ini tentu saja memiliki kekuatiran tersendiri, kepentingan yang ingin disampaikan semata-mata seringkali tidak memperdulikan kode etik jurnalisitik yang berlaku, yang terpenting adalah berita tersampaikan dan dikonsumsi oleh khalayak. Media massa telah ikut membantu menumbuhkembangkan jurnalisme warga sehingga mendorong masyarakat menjadi partisipan yang aktif untuk menyuarakan berbagai hak dan kewajibannya dalam proses pembuatan keputusan yang berdampak bagi kehidupan bersama.
Jurnalisme warga semakin berkembang di Indonesia karena dianggap dapat mewakilan suara rakyat dengan sangat leluasa dan bisa menyebarkan informasi. Sebagaimana fungsi pers secara umum yaitu untuk menyebarkan informasi, mendidik, menghibur, mempengaruhi, dan sebagai penghubung atau menjembatani maka peran jurnaslime warga pun demikian, seluruh karya jurnalisme warga selama ini dinikmati masyarakat karena dianggap dapat mewakili kepentingan bersama yang mengandung fungsi atau unsur tersebut.
Selain mewakili suara rakyat, jurnalisme warga ini dianggap penting karena bisa menjadi pelengkap bagi isu-isu yang tidak tersentuh oleh para wartawan professional. Dalam jurnalisme warga, sulit untuk membedakan antara produsen dan konsumen berita karena setiap masyarakat dapat memerankan keduanya. Audiens tidak hanya memerankan dirinya sebagai konsumen pasif yang hanya menerima berita namun sekaligus dapat memproduksi beritanya sendiri.
Kegiatan jurnalisme warga ini meningkatkan budaya tulis dan membaca masyarakat, biasanya masyarakat hanya bisa mendengar dan berbicara maka saat ini suara masyarakat tersebut bisa dituangkan melalui tulisan seperti blog atau konten-konten disosial media. Melalui tulisan yang dihasilkan masyarakat maka akan tercipta ruang publik yang membebaskan masyarakat untuk berdiskusi secara aktif melalui kolom komentar yang tersedia.
Jurnalisme warga yang diharapkan dapat mewakili suara dan aspirasi rakyat ini juga berguna untuk menjadi kontrol sosial ketika dirasa kekuasaan sudah tidak terkontrol dengan baik, maka tulisan dari jurnalisme warga dapat melakukan kontrol atas ketimpangan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Kehadiran jurnalisme warga yang mewakili suara rakyat ini awalnya tidak lepas dari kritik terhadap jurnalisme professional yang seringkali berorientasi pada pasar sehingga keberpihakan pada publik dinomorduakan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hadirnya jurnalisme warga ini jelas tidak bisa sebaik jurnalisme professional yang keberadaannya telah diakui oleh UU Pers.
Jurnalisme warga yang bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa mempermasalahkan latar belakang pendidikan penulisnya menekankan pada aspek partisipasi, kedekatan, dan kemanusiaan. Kegiatan ini merujuk pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh warga untuk berbagi beragam informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Masyarakat yang berpendapat bahwa "yang tidak bersuara" bisa menyampaikan pikiran dan juga mendapatkan akses untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dapat memberikan suara mereka melalui jurnalisme warga ini. Fungsi jurnalisme warga yang tidak hanya sebagai alat untuk mendapat informasi tetapi bisa juga sebagai alat pertukaran informasi bagi penggunanya menjadi kekuatan dari jurnalisme warga itu sendiri yang lebih mengutamakan suara rakyat dengan segala kompleksitas permasalahan yang ada.
Daftar Pustaka
Dewan Pers. (2008, August 25). Dewan Pers. Dikutip dari https://dewanpers.or.id/berita/detail/452/Jurnalisme
PERAN JURNALISME WARGA DALAM MENGAKOMODIR ASPIRASI MASYARAKAT. (n.d.). Neliti. Dikutip dari https://media.neliti.com/media/publications/127657-ID-none.pdf
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI