Mohon tunggu...
Phitry Sasa
Phitry Sasa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Rosmiati: Wanita yang Berjiwa Sosial Tinggi

23 Juni 2016   18:48 Diperbarui: 23 Juni 2016   19:00 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rosmiaty atau sering di kenal sebagai Bu Rasyid adalah seorang ibu rumah tangga kelahiran 9 januari 1964. Beliau merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Beliau memiliki empat orang anak dimana ketiga dari anak beliau sudah mendapat gelar sarjana dan menjadi pegawai negeri sedangkan yang bungsu masih duduk di kelas dua SMA. Dalam memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya hingga biaya pendidikan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapat gelar sarjana tentu membutuhkan biaya yang begitu besar. 

Karena pada dasarnya beliau tidak ingin jika anak-anaknya kelak seperti dirinya yang hanya tamat SMA. Hal inilah yang mendorong beliau untuk terus berjuang bagaimana caranya untuk bisa memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Kebetulan Bu Rasyid memiliki hobby sebagai seorang tata rias pengantin dan pada saat itu beliau berfikir untuk membuka sebuah usaha sebagai seorang make up pengantin. Dengan modal yang pas-pasan beliau mulai membuka usahanya dan memiliki dua orang anak buah. Usaha beliau terletak di kabupaten sanggau, Kalimantan barat.

Dengan berjalannya waktu usaha beliau pun semakin berkembang yang pada awalnya hanya membuka usaha make up pengantin saja dan kini beliau pun menyediakan tempat penyewaan tenda dan kursi, dekorasi ruangan, dekorasi acara, dekorasi pernikahan serta penyewaan berbagai macam baju kebaya dan jenis baju lainnya. Hingga sekarang beliau memiliki lebih dari 20 orang anak buah yang bekerja dengan beliau. Kesuksesan yang telah dimiliki beliau tentu melalui kerja keras serta kemauan yang tinggi dan cerdik dalam memanfaatkan hobby yang memberikan peluang untuk membuka sebuah usaha. Karena bagi beliau untuk apa memiliki hobby kalau tidak di manfaatkan dan kita tidak pernah tau bagaimana hasilnya ke depan kalau tidak di coba sekarang.

Pada tahun 2013 yang lalu suami beliau meninggal dan itu merupakan sesuatu yang sangat berat bagi ibu empat orang anak ini. Karena suaminyalah yang selalu menemaninya jika ada pekerjaan di luar kota. Dari kejadian itu hampir membuat beliau patah semangat tetapi karena beliau merupakan orang yang tanggung dan harus mengiklaskan kepergian suaminya maka beliau pun bangkit lagi dari kesedihan yang di alaminya. Karena siapa lagi yang akan di harapkan oleh anak-anak buah yang bekerja dengan beliau jika usaha beliau tidak diteruskan dan bagaimana nasib anaknya yang masih duduk di bangku SMP pada saat itu. 

Dengan kesuksesan yang telah diraih oleh ibu rosmiaty tidak membuatnya lupa akan perjuangannya yang begitu sulit pada saat beliau masih bersekolah. Pada waktu itu beliau tinggal di rumah orang yang sama sekali tidak ada kaitan keluarga dengan beliau tetapi tidak membuatnya patah semangat untuk bersekolah. Mulai dari mencuci, memasak dan membereskan rumah telah beliau rasakan bagaimana pahitnya hidup pada saat itu. 

Sifat sabar yang dimiliki beliau selalu memberikannya kekuatan untuk dapat bertahan dalam kondisi apapun karena mengeluh bukanlah jalan terbaik untuk sukses apapun keadaannya harus dinikmati dan di syukuri agar dapat menemukan jalan yang akan membawa kita pada kesuksesan. Dan semuanya itu membuahkan hasil yang manis bagi ibu Rosmiaty.  Dengan kesuksesan yang sekarang tidak membuatnya menjadi orang yang sombong kepada orang lain justru dengan kesuksesan yang sekarang beliau banyak membantu orang-orang di sekitarnya yang sedang dalam kesusahan. 

Singkat cerita pada awalnya saya kenal dengan beliau yaitu tahun 2008, di mana pada saat itu saya bersekolah di kabupaten sanggau. Pada waktu itu saya tinggal di salah satu asrama yang ada di kabupaten sanggau tetapi hanya beberapa bulan saja dengan alasan  tidak mampu mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di asrama tersebut dan pada akhirnya memilih untuk keluar dari asrama itu. Akhirnya ada seorang kakak kelas saya yang telah lulus dari SMP Torsina sanggau dan melanjutkan sekolahnya di salah satu SMA yang ada di kabupaten sanggau yaitu di SMA Negeri tiga sanggau, yang kebetulan pada saat itu bibi saya membuka warung di SMA negeri tiga dan bertemu dengan kakak kelas saya yang bernama Siska. 

Kemudian kak siska menanyakan kepada bibi saya “apakah ada keluarga ibu atau siapapun itu yang mau tinggal dengan orang sambil bersekolah dan biaya sekolahnya di tanggung serta hal-hal yang menyangkut keperluan sekolah”?. Dan pada saat itu bibi saya langsung menawarkan saya untuk tinggal dengan kak siska, tanpa pembicaraan apapun saya langsung menjawab “saya mau”. Karena apa? Selain biaya sekolah di tanggung saya tidak perlu membayar tempat tinggal serta mengeluarkan biaya untuk saya makan sehari-hari.

 Kemudian keesokan harinya saya di antar oleh paman saya kerumah yang akan saya tempati dan ternyata disana tidak hanya  saya dengan kak siska yang akan tinggal di rumah itu tetapi ada dua orang lagi yang tinggal di rumah tersebut dan mereka juga besekolah sama seperti saya. Kemudian saya bertanya ke pada kak siska “kak, mereka tinggal disini juga ya sama seperti kita? Kak siska menjawab iya. Karena pada setiap tahun ada beberapa orang yang tinggal di rumah tersebut, jika ada salah satu yang sudah selesai sekolah dan tidak tinggal di rumah itu maka ibu rasyid akan mencari lagi anak-anak yang mau tinggal di rumahnya dan biasanya beliau mencari info dari orang-orang di sekitarnya. Ada beberapa orang yang telah sukses tinggal dengan beliau  bahkan ada yang menjadi polisi dan pegawai negeri. 

 Saya sangat bersyukur karena berkat beliau saya bisa kuliah seperti sekarang dan masuk di fakultas ekonomi dan bisnis universitas tanjung pura pontianak dan itu adalah suatu kenggaan bagi saya. Tetapi biaya kuliah saya sepenuhnya di tanggung dari orang tua karena saya harus pindah ke pontianak dan meninggalkan rumah ibu rosmiaty yang saya tempati dari kelas satu SMP hingga lulus SMA.  Karena dari awal saya memang ingin kuliah dan harus bisa kuliah di untan dan saya bilang sama beliau kalau uang kuliah saya akan di biayai oleh orang tua saya.

Dari pengalaman ibu Rosmiaty ia tidak ingin jika ada anak-anak yang tinggal di rumahnya itu tidak tamat sekolah dan paling tidak lulus SMA saja. Jika ingin bekerja beliau siap mencarikan pekerjaan. Sifat kepedulian beliau terhadap orang lain membuatnya di kenal oleh banyak orang di kabupaten sanggau. Beliau tidak pernah memilih dengan siapa beliau bergaul bagaimana status orang tersebut karena menurut beliau semua orang itu sama tidak ada yang kaya dan tidak ada yang miskin. Selain itu beliau juga tidak lupa untuk berbagi dengan orang-orang yang kurang mampu. Karena amal baik didunia akan di bawa sampai mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun