Bukan. Tulisan ini bukan mengisahkan perjalanan saya ke Menara Pisa menggunakan mobil keluaran Italia yang logonya berupa perisai dengan gambar banteng menanduk itu. Tulisan ini saya buat karena ada berita mengenai penembakan terhadap kaca showroom Lamborghini beberapa hari yang lalu.
Bukan. Tulisan ini bukan analisis mengenai peristiwa penembakan terhadap showroom mobil mahal buatan Italia. Perkara penembakan itu biarlah polisi dan pakar balistik yang menyelesaikan.
Tulisan ini bermula karena saya mendengar teman yang menceritakan perihal penembakan itu. Katanya, “Gila, kemarin-kemarin yang ditembaki kaca Halte Transjakarta, sekarang showroom Lamborghini!”
Tidak ada yang keliru dengan kalimat yang saya tulis mengenai ucapan teman saya. Namun yang kurang tepat adalah pengucapan teman saya. Dia mengucapkan “Lamborghini” sebagai “Lamborjini”.
Sebenarnya cara pengucapan kata-kata bahasa Italia mirip-mirip dengan Bahasa Indonesia. Sehingga ada yang mengatakan, bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa Italia-nya Asia. Kata-kata dalam bahasa Italia dan Bahasa Indonesia pada umumnya diucapkan sesuai dengan bunyi alfabet. Misalnya tulisan 'fine' (yang berarti: habis, penghabisan, tamat; tujuan, maksud, alasan; sopan, licin, halus, lembut) cara pengucapan dan bunyinya dalam Bahasa Italia sama dengan pengucapan dan bunyinya dalam bahasa Indonesia: fine (fi–ne). Sementara tulisan 'fine' jika diucapkan dalam Bahasa Inggris bunyinya menjadi faın.
Tadi saya katakan, bahwa pada umumnya kata-kata dalam Bahasa Italia dan Bahasa Indonesia diucapkan sesuai dengan bunyi alfabet. Jika ada yang umum, maka pasti ada yang khusus. Perhatikanlah alfabet yang digunakan dalam Bahasa Italia. Ada perbedaan. Tidak ada huruf Jj, Kk, Ww, Xx, dan Yy sebagaimana dalam alfabet yang digunakan dalam Bahasa Indonesia. Lantas bagaimana orang Italia mengucapkan huruf-huruf yang tidak terdapat dalam susunan alfabet mereka?
Akan tetapi jika huruf G atau g diikuti oleh huruf e dan i, pengucapannya menjadi seperti huruf J atau j dalam bahasa Indonesia. Misalnya gelato (sejenis es krim) diucapkan jelato, geloso (cemburu, iri hati) diucapkan jeloso, generale (umum, biasa; jenderal) diucapkan jenerale, genitori (orang tua, ayah-ibu) diucapkan jenitori, ginnasio (gimnasium) diucapkan jinnasio, giraffa (jerapah) diucapkan jiraffa, girasole (bunga matahari) diucapkan jirasole, giro (putaran, kisaran, giliran, lingkaran) diucapkan jiro, dan sejenisnya.
Kembali ke Lamborghini. Alfabet dalam Bahasa Indonesia asli tidak mengenal konsonan ganda Gh atau gh. Konsonan ganda tersebut dalam bahasa Italia diucapkan sebagai G atau g. Jadi Lamborghini diucapkan sebagai lamborgini, bukan lamborjini.
Satu atau dua dekade yang lalu ada artis cilik yang sangat popular di Indonesia bernama Geovanni. Lidah kita mengucapkannya persis seperti alfabetnya. Padahal semestinya diucapkan Jeovanni atau Jovanni. Lalu nama Giuseppe lidah kita juga mengucapkannya persis seperti alfabet, padahal seharusnya diucapkan Jiuseppe atau Jyuseppe.
Masih ada lagi keunikan huruf G atau g dalam Bahasa Italia. Jika huruf G atau g diikuti dengan konsonan n, maka bunyinya menjadi ny. Misalnya lasagna (sejenis pasta lebar berlapis-lapis dengan isian berselang-seling daging, saus tomat, saus putih; nama masakan Italia) diucapkan lasanya, bukan lasagna atau lasakna. Campagna (pedesaan, luar kota) diucapkan kampanya, bukan kampagna atau kampakna.
Ada seorang pastor Italia dari Serikat Xaverian yang melayani di Paroki Toasebio, Jakarta, bernama Pastor Giuseppe Bagnara, biasa dipanggil Pastor Bagnara. Pengucapan nama beliau adalah Banyara, bukan Bagnara atau Baknara. Di dalam bahasa Italia ada kata bagnare (merendam, membasahi, mencelup) diucapkan banyare, bukan bagnare atau baknare.
Huruf G atau g dalam bahasa Italia jika diikuti konsonan l bunyinya menjadi lli (konsonan l-nya dibunyikan dengan tekanan). Misalnya kata famiglia (keluarga, famili) diucapkan famillia, bukan famigliya. Battaglia (pertempuran) diucapkan battallia, bukan battagliya.
Meraviglioso (menakjubkan, mengagumkan) diucapkan merawillioso, bukan merawigliyoso, meravigliyoso, ataupun merafigliyoso.
Nah, tadi kita sudah mengenal salah satu mobil mewah keluaran Italia: Lamborghini. Sekarang kita ke Menara Pisa. Mengapa?
Beberapa minggu yang lalu ketika saya membimbing adik-adik sekolah dasar kelas 5 untuk menghadapi kenaikan kelas, ada soal dalam mata pelajaran IPS. Soal itu berkaitan dengan kenampakan buatan di benua Eropa. Salah satu kenampakan buatan itu adalah Menara Pisa. Salah satu dari mereka mengucapkan Menara Pisa sebagai Menara Pitsa. Saat saya coba benarkan pengucapannya dia berkata, bahwa guru kelasnya mengucapkan seperti yang diucapkannya: Pitsa. Ada Pisa ada pizza. Pisa diucapkan tetap sebagai Pisa, sedangkan pizza diucapkan pitsa, bukan pisa, bukan pula pizza.
Saat itu salah satu host-nya, seorang perempuan, menyebut nama salah satu masakan yang akan dihidangkan oleh para calon chef adalah masakan Italia chicken cacciatore sebagai chicken kakiatore. Kata cacciatore arti sesungguhnya adalah pemburu, pengucapannya kacyatore, bukan kakiatore.
Menu chicken cacciatore bolehlah kalau hendak disantap saat cena (makan malam), diucapkan cena, bukan kena apalagi syena. Jadi huruf C atau c bila diikuti huruf i atau e diucapkan tetap sebagai C atau c.
Huruf C atau c akan berubah pengucapannya menjadi k bila diikuti huruf vokal a, o, u, dan konsonan h, l, r. Misalnya, dalam Bahasa Italia ada ungkapan in bocca al lupo (arti harfiah: di dalam mulut serigala) yang diucapkan kepada orang yang akan melakukan perjalanan atau akan melaksanakan tugas berat. Bocca (mulut) diucapkan sebagai boka, bukan boca. Contoh lainnya:
cicogna (burung bangau), diucapkan cikonya
chichirichì (kukuruyuk, tiruan bunyi ayam jantan), diucapkan kikiriki
proclamare (mengumumkan, memproklamasikan), diucapkan proklamare
incominciare (memulai), diucapkan inkominciare
incrocio (persilangan), diucapkan inkrocio
perché (mengapa), diucapkan perké
che (pronomina relasi, yang), diucapkan ke
Harap dibedakan dari che dalam Bahasa Spanyol yang pengucapannya ce, misalnya pada Che Guevara (diucapkan [ˈtʃe ɣeˈβaɾa] ce ghewara).
Masih ada banyak contoh mengenai uniknya huruf Gg dan Cc dalam Bahasa Italia. Anda dapat mencoba mencarinya sendiri dengan mengubah setting tampilan Google Anda dari Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Italia. Atau bisa pula Anda berselancar di Wikipedia berbahasa Italia.
Selain huruf Gg dan Cc, masih ada lagi huruf unik lainnya. Jika nanti ada kesempatan, mudah-mudahan saya bisa menuliskannya.
Demikian tulisan saya kali ini. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa dalam tulisan berikutnya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI