Mohon tunggu...
Philipus Dellian Agus Raharjo
Philipus Dellian Agus Raharjo Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang yang ingin menjadi kawan seperjalanan anda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Tepat Menuju Menara Pisa dengan Lamborghini

15 Juni 2016   10:34 Diperbarui: 15 Juni 2016   18:40 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan. Tulisan ini bukan mengisahkan perjalanan saya ke Menara Pisa menggunakan mobil keluaran Italia yang logonya berupa perisai dengan gambar banteng menanduk itu. Tulisan ini saya buat karena ada berita mengenai penembakan terhadap kaca showroom Lamborghini beberapa hari yang lalu.

Bukan. Tulisan ini bukan analisis mengenai peristiwa penembakan terhadap showroom mobil mahal buatan Italia. Perkara penembakan itu biarlah polisi dan pakar balistik yang menyelesaikan.

Tulisan ini bermula karena saya mendengar teman yang menceritakan perihal penembakan itu. Katanya, “Gila, kemarin-kemarin yang ditembaki kaca Halte Transjakarta, sekarang showroom Lamborghini!”

Tidak ada yang keliru dengan kalimat yang saya tulis mengenai ucapan teman saya. Namun yang kurang tepat adalah pengucapan teman saya. Dia mengucapkan “Lamborghini” sebagai “Lamborjini”.

Sebenarnya cara pengucapan kata-kata bahasa Italia mirip-mirip dengan Bahasa Indonesia. Sehingga ada yang mengatakan, bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa Italia-nya Asia. Kata-kata dalam bahasa Italia dan Bahasa Indonesia pada umumnya diucapkan sesuai dengan bunyi alfabet. Misalnya tulisan 'fine' (yang berarti: habis, penghabisan, tamat; tujuan, maksud, alasan; sopan, licin, halus, lembut) cara pengucapan dan bunyinya dalam Bahasa Italia sama dengan pengucapan dan bunyinya dalam bahasa Indonesia: fine (fi–ne). Sementara tulisan 'fine' jika diucapkan dalam Bahasa Inggris bunyinya menjadi faın.

Tadi saya katakan, bahwa pada umumnya kata-kata dalam Bahasa Italia dan Bahasa Indonesia diucapkan sesuai dengan bunyi alfabet. Jika ada yang umum, maka pasti ada yang khusus. Perhatikanlah alfabet yang digunakan dalam Bahasa Italia. Ada perbedaan. Tidak ada huruf Jj, Kk, Ww, Xx, dan Yy sebagaimana dalam alfabet yang digunakan dalam Bahasa Indonesia. Lantas bagaimana orang Italia mengucapkan huruf-huruf yang tidak terdapat dalam susunan alfabet mereka?

Alfabet Italia (dokpri)
Alfabet Italia (dokpri)
Di dalam bahasa Italia huruf G atau g punya peran unik. Jika huruf G atau g diikuti oleh huruf vokal a, o, dan u, diucapkan sama seperti huruf G atau g dalam bahasa Indonesia. Misalnya: Garibaldi (nama pahlawan Italia), galleria (terowongan, galeri), garbo (adab, kesopanan), gondola (perahu khas Venezia), gonna (rok bawah), gorgonzola (sejenis keju dari daerah Gorgonzola, Italia Utara), guardia (pengawal), guida (penunjuk jalan, pemandu), dan sejenisnya.

Akan tetapi jika huruf G atau g diikuti oleh huruf e dan i, pengucapannya menjadi seperti huruf J atau j dalam bahasa Indonesia. Misalnya gelato (sejenis es krim) diucapkan jelato, geloso (cemburu, iri hati) diucapkan jeloso, generale (umum, biasa; jenderal) diucapkan jenerale, genitori (orang tua, ayah-ibu) diucapkan jenitori, ginnasio (gimnasium) diucapkan jinnasio, giraffa (jerapah) diucapkan jiraffa, girasole (bunga matahari) diucapkan jirasole, giro (putaran, kisaran, giliran, lingkaran) diucapkan jiro, dan sejenisnya.

Kembali ke Lamborghini. Alfabet dalam Bahasa Indonesia asli tidak mengenal konsonan ganda Gh atau gh. Konsonan ganda tersebut dalam bahasa Italia diucapkan sebagai G atau g. Jadi Lamborghini diucapkan sebagai lamborgini, bukan lamborjini.

Logo Lamborghini (www.caratulasylogos.com)
Logo Lamborghini (www.caratulasylogos.com)
Contoh lain kata dalam Bahasa Italia yang mengandung Gh atau gh adalah ghiro (sejenis tikus kecil yang berhibernasi pada musim dingin) diucapkan giro, bukan jiro. Ghirlanda (rangkaian bunga) diucapkan girlanda, bukan jirlanda. Ghetto (perkampungan orang Yahudi di Eropa; daerah permukiman orang miskin) diucapkan getto, bukan jetto.

Satu atau dua dekade yang lalu ada artis cilik yang sangat popular di Indonesia bernama Geovanni. Lidah kita mengucapkannya persis seperti alfabetnya. Padahal semestinya diucapkan Jeovanni atau Jovanni. Lalu nama Giuseppe lidah kita juga mengucapkannya persis seperti alfabet, padahal seharusnya diucapkan Jiuseppe atau Jyuseppe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun